Ferdy: Tak Perlu Mengemis ke Tesla, Indonesia Toh Raja Nikel Dunia
Ferdy meyakini kebijakan mobil listrik akan mengurangi ketergantungan impor minyak, mengingat produksi minyak nasional hanya 750.000 barel per hari, sementara kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) domestik mencapai 1,4 juta barel per hari.
Artinya, Indonesia harus mengimpor sekitar 700.000 barel minyak dari pasar internasional yang membuat neraca perdagangan defisit dan APBN tekor.
"Nah, dengan perlihan ke mobil listrik, Indonesia bisa selamat dari kelangkaan BBM, jurang defisit dan menciptakan energi bersih. Maka, saatnya pemerintah mengandalkan perusahaan negara, sekelas ANTM menopang kebijakan ini," ucapnya.
Ferdy merasa perlu memberi masukan bagi pemerintah Jokowi di industri nikel.
Pasalnya, kepemilikan asing di industri nikel masih dominan, terutama perusahaan-perusahaan Tiongkok.
Korporasi asing masuk melalui mitra dengan pengusaha domestik dan paling gencar membangunan smelter.
Data Kementerian ESDM (2020) menyebut peta industri nikel nasional bergeser dengan cepat dalam waktu 4 tahun belakangan.
Produksi nikel masih dikuasai INCO (Brasil/25persen), ANTM (19 persen) dan perusahaan lainnya (3 persen) pada 2014.