Ferrari Ferrari
" Sebuah jawaban datar dan sulit diketahui benang merahnya dengan Wisma Atlet Palembang. Maka, atas jawaban itu, Hotman Paris Hutapea menebak dengan statemen: “Saat itu, Anda melihat mobil Ferrari tipe California itu di garasi? Hotman lagi-lagi merusak konsentrasi Andi dengan mobil yang digambarkan dalam film animasi Cars berwarna merah dan bernama McQueen itu. Tentu, pertanyaan yang terus mendorong ke Ferrari itu dijawab dengan tuntas oleh Andi, bahwa dirinya sama sekali tidak tahu menahu, dan tidak ada urusannya dengan mobil milik Choel.
Kali ini bukan Andi Mallarangeng yang sewot dengan pertanyaan Hotman Paris soal otomotif itu. Majelis hakim menyemprit pengacara Nazaruddin itu, dan mengingatkan agar pertanyaanya mengarah ke Wisma Atlet. Bukan soal mobil Ferrari yang pernah berjaya di arena F-1 bersama Michael Schumacher itu. Hotman mirip jurnalis, memancing pertanyaan yang jaraknya cukup jauh dan tidak terdeteksi, dari ekspektasi jawaban yang diinginkan. Pertanyaan sarat jebakan, untuk mengungkap kebenaran faktual.
Pertanyaan sederhana, yang jawabannya bisa mengaitkan satu frame dengan frame lain dalam satu film. Untuk menyusun pertanyaan semacam itu, biasanya seorang jurnalis sudah memiliki referensi cukup akan peristiwa yang sedang diinvestigasi. Jika jawaban satu dengan jawaban lain dirangkai, akan menghasilkan kesimpulan lebih jelas. Kalau dalam seni lukis, pertanyaan itu untuk menyambung dan menyusun mozaik yang berhamburan, menjadi potret lukisan utuh.
Mozaik itu baru diketahui, ketika Hotman menjelaskan kepada Majelis Hakim, akan maksud dan tujuan pertanyaan soal mobil Ferrari itu. Yakni, untuk mencari klik antara kesaksian Mindo Rosalina Manulang alias Rosa, yang mengaku memberikan uang Rp 20 M kepada Choel Mallarangeng, terkait proyek Hambalang, pada sidang sebelumnya.
Hotman mengamati, jarak waktu antara pemberian uang itu, dengan pembelian Ferrari secara cash, Rp 6 M, di Pondok Indah. Dia menduga, sebagian dari dana Rp 20 M itu sudah menjadi mobil mewah bernama Ferrari. “Apakah ini tidak relevan?” serangan balik Hotman. Haha.. bisa aja wartawan, eh pengacara! (*)
*) Penulis adalah Pemimpin Redaksi-Direktur Indopos dan Wadir Jawa Pos.