Festival Budayaw IV, Angkat Isu Perdamaian Lewat Teatrikal Bongaya: Rampai dalam Damai
![Festival Budayaw IV, Angkat Isu Perdamaian Lewat Teatrikal Bongaya: Rampai dalam Damai Festival Budayaw IV, Angkat Isu Perdamaian Lewat Teatrikal Bongaya: Rampai dalam Damai - JPNN.COM](https://image.jpnn.com/resize/570x380-80/arsip/normal/2023/09/03/teatrikal-bongaya-rampai-dalam-damai-yang-mengangkat-isu-lug-kbre.jpg)
Dalam era tersebut, kata Adi, terjadi pergumulan dan bahkan konflik kepentingan, di antaranya oleh Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang berupaya memonopoli perdagangan rempah.
“Hal itu memicu perang yang kemudian berakhir dengan penandatanganan Perjanjian Bongaya pada 18 November 1667,” jelas Adi.
Namun, Adi menambahkan bahwa yang ditonjolkan pada seni teatrikal ini bukanlah konflik atau perang antara Kerajaan Gowa melawan Belanda, melainkan proses perdamaian untuk menyelesaikan konflik tersebut karena jika perang dilanjutkan, akan makin banyak korban dari kalangan rakyat yang akan berjatuhan.
“Jadi, perbedaan dan pertentangan harus diselesaikan secara damai. Hal itu merupakan solusi yang mempersatukan, meskipun masing-masing membawa kepentingan yang berbeda. Inilah hal yang semakin langka dan akan kita angkat di festival ini. Festival Budayaw ini mengetengahkan nilai-nilai kebersamaan yang harus makin kuat,” tuturnya. (esy/jpnn)