Festival Kopi Togetherness, Meriahkan Rangkaian Kerja Sama Indonesia dan Qatar
Oleh karena itu, bagi Hilmar, kopi bukan hanya sebagai komoditas belaka. Selain itu, melalui pameran ini juga diharapkan dapat mengangkat harkat dan martabat petani kopi dan seluruh pegiat yang menggantungkan hidupnya dari tanaman tersebut.
Pameran ‘Kopi Togetherness’ dibagi 5 subtema: Kopi Bumi, Kultur Kopi, Kopi Kini, Kopi Kita, dan Kopi Merdeka.
Kopi Bumi mengangkat relasi kopi sebagai sumber daya agrikultural yang memberi sumbangsih dan keberlanjutan pada lingkungan dan beragam upaya masyarakat dan komunitas untuk memberdayakannya.
Kultur Kopi mengangkat berbagai aspek kebudayaan, sejarah dan kearifan lokal yang diciptakan di berbagai pelosok nusantara.
Kopi Kita dan Kopi Kini menghadirkan berbagai narasi keseharian, kreativitas dan kehidupan sosial yang terhubung oleh skena kopi Indonesia.
Beberapa tema itu dihadirkan dalam rangkaian karya instalasi oleh enam komunitas seniman yang diundang khusus sesuai tema ‘Kopi Togetherness.
Di antaranya duo musisi elektronik Bottlesmoker, komunitas graffiti dan street art Mahavisual (featuring Stereoflow, Alphabad.xyz, Popo Mangu, Yessiow, dan Gardu House), kolektif arsitektur Ugahari, dan jejaring penggambar (sketchers) nusantara Indonesia Sketchers.
Hadir juga jejaring aktivis kopi Komunitas Jenama Kopi (featuring Smesta, Popsiklus, Gunagoni, Debbybyday, Koleksi Karta, Craft Denim, Seniman), dan kelompok perupa dan seni pertunjukan Paguyuban Gegerboyo. (flo/jpnn)