Filantropi Berpotensi Kumpulkan Rp 279 Triliun, Sayang Belum Tergarap Maksimal
jpnn.com, JAKARTA - United Nations Children's Fund (UNICEF) menyebut, pandemi Covid-19 menjadi salah satu penyebab siswa putus sekolah. Lembaga ini memperkirakan sekitar 1% siswa berhenti sekolah akibat pandemi yang melanda dunia saat ini termasuk di tanah air.
Hal itu terjadi karena orang tua siswa banyak yang kehilangan pendapatan dan pekerjaan sejak virus corona masuk ke Indonesia. Kondisi ini menambah daftar panjang jumlah angka anak putus sekolah yang telah mencapai 4,34 juta jiwa berdasarkan survei sosial ekonomi nasional (Susenas) 2019.
Emaridial Ulza, sekretaris Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) mengatakan, pandemi yang masih berlangsung dampaknya luas di berbagai bidang kehidupan, termasuk pendidikan.
"Karenanya penting digencarkan gerakan filantropi untuk membantu mereka yang tak mampu mendapat akses pendidikan," ujar Emaridial Ulza dalam webinar "Filantropi, Kampus dan Masyarakat" bersama Institut Agama Islam Negeri Kota Sungai Penuh (IAIN Kerinci), baru-baru ini.
Dijelaskannya, filantropi merupakan gagasan dan pondasi penting dalam berkehidupan bernegara. Di sektor pendidikan, gerakan ini mendukung pemerintah untuk membantu anak didik yang lemah secara ekonomi merasakan pendidikan berkualitas.
"Kita tidak bisa hanya bergantung kepada pemerintah, tetapi bisa dari stakeholders lainnya yang potensinya jauh lebih besar dari pemerintah," ungkapnya.
Emaridial memaparkan potensi dana yang bisa dikumpulkan dari filantropi di Indonesia sekitar Rp 279 triliun. Namun, selama ini yang berhasil dikumpulkan baru mencapai puluhan triliun.
"Peluang ini harus bisa dimaksimalkan oleh seluruh anak bangsa," ujarnya.