Filantropis Yang Menginspirasi Kedermawanan Di Indonesia
Penanganan medis yang dijalaninya memaksa Funny, demikian akrab disapa, untuk beristirahat total selama berhari-hari dan hanya mengandalkan mata sebelah kirinya. Kondisi ini sangat menyiksa baginya yang terbiasa hidup sebagai wanita karir yang sibuk di sebuah rumah produksi terkenal di Ibukota.
Kejadian ini juga membuatnya sadar betapa berharganya sebuah kesembuhan. Sebagai penganut agama Budha, Ia pun berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan YME dan berdo'a agar diberikan kesembuhan. Ia pun berjanji akan memperbanyak cinta kasih dan belas kasih dalam hidupnya.
Sambil mengisi waktu saat menjalani pengobatan matanya, Funnywati memilih berjualan Pempek, panganan khas kota kelahirannya, Palembang. Dan sesuai dengan janjinya, Funny menyisihkan setengah dari keuntungannya berjualan pempek untuk disumbangkan.
Tak disangka penjualan Pempek+donasi sosialnya mendapat dukungan luar biasa. Akhirnya ia pun bisa membantu orang lain. Di mulai dengan kegiatan menyantuni anak jalanan, kegiatan sosial yang dilakukan Funny terus berlanjut.
Sampai pada suatu ketika di tahun 2016, Ia bertekad membantu kesembuhan seorang anak dari keluarga tidak mampu dan mulai melakukan penggalangan dana lewat rekening donasi pempek Funny - merek jualannya.
"Awalnya saya hanya membatasi uang donasi Rp 40 juta di rekening Pempek Funny, kalau sudah terkumpul segitu saya stop. Nanti kalau saya kekurangan dana lagi akan saya buka lagi untuk donasi. Saya tidak mau memegang uang orang dalam jumlah banyak," katanya.
Kesungguhannya dalam membantu orang lain yang diunggah melalui akun media sosialnya, telah membuat banyak orang mempercayakan tergerak untuk ikut membantu dan menyalurkan donasinya lewat Pempek Funny.
Hingga kini sudah tidak terhitung jumlah warga dan pasien tidak mampu yang ditolongnya berkat dana hasil penjualan pempek maupun donasi masyarakat. Dari melayani permohonan bantuan keperluan bayi dan anak seperti susu, popok dan lainnya, hingga mengobati berbagai macam penyakit, mulai dari jantung, kanker, hingga gangguan jiwa karena korban pemerkosaan.