Film Bertema LGBT Karya Sutradara Indonesia Mendapat Sambutan di Australia
Andri mengaku jika sebagian dari cerita dalam film The Sun, The Moon, and The Hurricane ini diambil dari kisah-kisah yang dialami oleh beberapa temannya, termasuk juga dirinya sendiri.
"Menjadi seorang gay di Indonesia bukanlah hal yang mudah," jawabnya.
Kepada para penonton ia mengatakan kalau dirinya pernah berjuang agar bisa nyaman, di tengah stigma soal pecinta sesama pria di Indonesia. Tapi ia mengaku jika termasuk gay yang tidak mendapat kesulitan untuk mengaku kepada sekelilingnya.
Sutradara Andri Cung (kedua dari kiri) dan Natalius Chendana (ketiga dari kiri) usai pemutaran film. Foto: IFF Australia.
"Hal yang paling sulit sebenarnya adalah mengaku pada diri sendiri," ujarnya Andri. "Saya pernah datang ke seorang pendeta dan siap untuk diceramahi sebagai seorang pendosa, tetapi pendeta tersebut berkata jika saya seorang gay, maka jadilah gay yang baik."
Filmnya sendiri telah mendapat banyak diputar di sejumlah festival film internasional, termasuk diantaranya memenangkan penghargaan.
Andri pernah menyabet gelar sutradara baru terbaik di ajang Vancouver International Film Festival di tahun 2014.
"Di Indonesia sendiri pernah diputar di salah satu festival di Jakarta... saat itu syaratnya hanya boleh diputar di dua akhir pekan dan saya tidak mau jika film saya di-sensor," jelasnya. "Saya memutar versi lain dari film ini yang tidak terlalu banyak adegan panas diantara kedua lelaki."