Film 'Di Balik 98' Belum Rilis Sudah Disomasi
jpnn.com, JAKARTA - Film bergenre drama percintaan berbalut tragedi reformasi pada Mei 1998 rampung digarap. Film berjudul Di Balik 98 akan dirilis pada 15 Januari. Sutradaranya Lukman Sardi.
Film itu merupakan karya pertama Lukman untuk layar lebar. Bintang film Sang Pencerah, Soekarno, dan Edensor tersebut mengajak bintang-bintang ternama dalam filmnya. Ada Chelsea Islan, Donny Alamsyah, Fauzi Baadila, serta Boy William.
Namun, belum dirilis, Di Balik 98 sudah mendapatkan somasi dari Partai Rakyat Demokratik. Film berdurasi 107 menit yang menggambarkan detik-detik Soeharto lengser dari posisinya sebagai presiden tersebut dinilai telah mengesampingkan fakta sejarah.
Hasilnya, film yang didukung MNC Pictures itu disomasi Partai Rakyat Demokratik (PRD).
Mengenai hal tersebut, Lukman menanggapinya secara santai. Dalam konferensi pers film tersebut di XXI Djakarta Theater, Jakarta, kemarin (7/1), bapak dua anak itu menjelaskan tidak berniat melencengkan sejarah. Film tersebut diambil dari fakta sejarah yang dikumpulkan. Juga, melalui riset dan berdasar referensi yang cukup mendalam.
"Kalau data itu, kita bisa pertanggungjawabkan. Kita dapat dari buku-buku yang sudah di-publish. Semua ada datanya, bukan tidak ada data," tegas Lukman. "Film pertama langsung disomasi. Film kedua nggak tahu lagi deh," ungkapnya.
Penggambaran yang tidak sesuai dengan fakta sering terjadi dalam film berlatar sejarah. Hal tersebut, lanjut Lukman, disebabkan interpretasi sutradara dalam membuat film itu.
"Ada adegan Presiden Soeharto hanya berdua dengan Habibie di satu ruangan. Apakah faktanya beneran hanya berdua? Keadaan itu saya dapatkan di dalam buku Pak Habibie," katanya.
Lukman juga menegaskan, Di Balik 98 bukan film sejarah. Film tersebut lebih mengedepankan drama percintaan dan kekeluargaan yang berlatar tragedi 98.
"Kalau dikatakan pemelintiran sejarah, saya harap mereka yang mensomasi nonton dulu. Buat saya, ini pembelajaran yang baik," paparnya. (dod/c15/jan)