Film Mulan Dianggap Mendukung Penindasan Muslim Uighur di Tiongkok, Kok Bisa?
Film Mulan yang diproduksi ulang dalam bentuk 'live-action' mendapat seruan boikot karena adanya "ucapan terima kasih khusus" kepada lembaga Pemerintah Tiongkok yang dituding sebagai pelanggar HAM.
- Pemerintah Tiongkok mendapat kecaman luas karena tindakan mereka terhadap warga Uighur dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang
- Film Mulan yang diproduksi ulang memberikan "ucapan terima kasih khusus" kepada Komite Wilayah Otonomi Uighur Xinjiang dan Biro Keamanan Pemkot Turpan
- Biro Keamanan Pemerintah Kota Turpan masuk dalam daftar pelanggar HAM oleh Pemerintah Amerika Serikat
Film Mulan semula diproduksi Disney dalam bentuk animasi pada tahun 1998 dan sangat digemari penonton, yang kini dibuat dalam versi adaptasi animasi dan dibintangi oleh Liu Yifei.
Namun film adaptasi ini langsung menuai seruan boikot gara-gara salah satu pemainnya secara terbuka mendukung tindakan polisi dalam memberangus aksi pro-demokrasi di Hong Kong.
Mulan mulai ditayangkan dalam layanan streaming berbayar pada awal September ini dengan mengambil lokasi syuting di Selandia Baru dan Tiongkok, termasuk di salah satu gurun yang dalam film ini disebut sebagai "Tiongkok barat laut".
Sutradara film yang menghabiskan biaya 200 juta dolar AS ini, Niki Caro, pernah mengunggah postingan ke akun medsosnya sebuah foto padang pasir yang menunjuk wilayah di Urumqi, ibukota Daerah Otonomi Uighur Xinjiang.
Pemerintah Tiongkok telah mendapat kecaman luas karena tindakan mereka menahan dan menerapkan pengawasan ketat terhadap warga Uighur dan kelompok minoritas Muslim lainnya di Xinjiang.