Food Estate Sumut Memasuki Masa Panen, Kementan Siapkan Mekanisme Penjualan
Kondisi panen yang berbeda-beda memang lumrah di lahan Food Estate Desa Siriaria ini karena jadwal tanamnya memang bervariasi.
"Anggaplah yang untuk luasan 1 hektare dibutuhkan 20 orang tenaga kerja, jadi untuk rencana hampir 2 hektare lahan saya ini dibutuhkan 40 orang. Jika tenaganya tidak mencukupi, saya akan kerjakan selama dua hari proses panennya," ujar Amintas ketika ditanya kesiapan panen.
Ketika ditanyakan harapan ukuran bawang merah yang akan dipanen, dia berharap dapat menghasilkan bawang berukuran yang kecil saja. Alasannya, harga jual bawang berukuran kecil lebih menjanjikan.
Ukuran umbi bawang sempat menjadi isu menarik beberapa minggu lalu yang ditengarai akibat daun yang tidak semuanya tumbuh tinggi.
“Saya suka yang berukuran kecil. Jual ke tengkulak itu, ukuran kecil bisa Rp 22 ribu sementara ukuran besar hanya Rp 16 ribu per kg. Iya, saya deg-degan juga menunggu hasil karena ini pertama kalinya untuk saya,” papar pria paruh baya ini.
Sebelumnya, Kementan telah menyiapkan jalur pemasaran dan penjualan melalui mekanisme Kelompok Usaha Bersama (KUB). KUB adalah kelembagaan korporasi atau usaha yang menjembatani petani dan pembeli.
Lembaga tersebut menjadi wadah pengorganisasian petani dan manajemen pengelolaan food estate berbasis hortikultura. Sehingga ketika panen, petani tidak lagi bingung akan menjual ke mana dan calon pembeli cukup tahu bahwa pasokan yang diperlukan tersedia dan tidak perlu mencari satu per satu.
Selain itu, pembentukan KUB menjamin bahwa modal yang dibutuhkan petani untuk tanam berikutnya tersedia melalui mekanisme yang disepakati.