Frogdive, Klub Selam Ekspedisi Sejarah Bawah Laut Indonesia
Berhasil Dokumentasikan Bangkai Kapal Nazi dan SekutuWaktu penyelaman yang tidak begitu banyak membuat frogdiver tidak bisa mendekat ke bangkai USS Houston. ’’Posisi tenggelamnya USS Houston lebih ke utara dibanding HMAS Perth. Kondisi arus lautnya lebih kuat karena lebih jauh dari pantai,’’ jelasnya.
Rencananya, setelah Lebaran, mereka kembali ke Selat Sunda untuk merekam lebih dekat dan detail bangkai USS Houston.
Berdasar data yang disampaikan Ady, setidaknya ada 10 kapal yang karam selama Battle of The Java Sea pada 1942. Ponco dan frogdiver lainnya ingin mendokumentasikan semuanya. Mereka ingin membuat sebuah photobook yang berguna sebagai literatur sejarah maritim Indonesia.
Menurut Ponco, dalam setiap penyelaman, anggota komunitasnya tidak ingin sekadar menyalurkan hobi. Karena itu, dia benar-benar menyiapkan anggota yang terlatih. Tujuannya, tangguh saat mengikuti ekspedisi bawah laut.
Selama ini, sebelum memulai ekspedisi, anggota tim menjalani training. Khusus untuk ekspedisi HMAS Perth, Ponco menyiapkan latihan untuk timnya di perairan Kepulauan Seribu. Mereka didril penyelaman malam, rescue dive, dan sejumlah prosedur penyelaman lainnya.
Ponco selama ini melatih frogdiver dengan materi penyelaman umum dan militer. Tidak semua anggota bisa langsung ikut ekspedisi bawah laut. Mereka harus ikut beberapa tahap latihan seperti diving course dan refreshment.
Meski telah dibekali pelatihan selam militer, kendala di lapangan kadang tetap tidak bisa dihindari. Apalagi, selama ekspedisi sejarah, banyak hal mistis yang ditemui.
Misalnya, ketika penyelaman di HMAS Perth. Saat itu, tiba-tiba ada anggota yang kesurupan. Dia tidak sadar diri ketika penyelaman hendak berakhir. Untungnya, rescue yang baik membuat seluruh penyelam selamat. Ekspedisi pun berakhir dengan sukses. (*/c5/end)