FSGI: Ini 5 Masalah Penting yang Harus Diselesaikan Dirjen GTK Baru
jpnn.com, JAKARTA - Dirjen Guru dan Tenaga Pendidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) resmi berganti.
Menurut Wakil Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriwan Salim, pelantikan dirjen GTK yang baru memberikan semangat baru pula.
Terutama pembenahan persoalan-persoalan guru di tanah air di antaranya: masalah kompetensi; perlindungan; kesejahteraan; persoalan guru honorer termasuk yang sudah lolos seleksi PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) tetapi tak kunjung diangkat.
Juga rasio ketimpangan guru di daerah dan perkotaan; serta sinergisitas dengan LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependdidikan) dalam menyiapkan calon-calon guru profesional.
"Dirjen GTK baru harus segera menuntaskan masalah guru terutama guru honorer," kata Satriwan dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (8/5).
Dia menyebutkan, ada beberapa masalah penting yang harus diselesaikan dirjen GTK:
1. Persoalan guru makin menumpuk. Dibutuhkan kecermatan dalam membuat regulasi guru, sehingga tidak bias. Sebab tak semua guru itu mengajar di sekolah perkotaan atau yang mahal. Tak semuanya punya akses mewah terhadap gawai pintar dan jaringan internet. Butuh penyesuaian-penyesuaian dan wisdom yang besar dalam mengelola kurang lebih 3,2 juta guru dengan pelbagai keunikannya.
2. Sinergi dengan para guru itu sendiri, yang direpresentasikan oleh organisasi profesi guru seperti PGRI, FSGI, IGI, PERGUNU, FGII, Forum Guru Muhammadiyah, atau yang tergabung dalam MGMP, KKG, dan masih banyak lagi. Sinergisitas akan menentukan efektivitas pelaksanaan regulasi. Bahkan membantu untuk pencapaian terlaksananya kebijakan dengan baik dan utuh. Tak bisa sekadar formalitas dan seremonial. Atau justru bersinergi hanya dengan komunitas guru tertentu. Tentu ini sangat tak diharapkan.