FTUI Mengajari Petani Metode Sambung Pucuk, Cara Cepat Budi Daya Alpukat Mentega
jpnn.com - JAKARTA - Para petani alpukat di Desa Iwul, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, merupakan satu dari banyak komunitas tani yang memilih alpukat mentega untuk dibudidayakan.
Sayangnya, rencana pengalihan lahan di daerah mereka belum teralisasi, padahal itu diperlukan untuk pengembangan cocok tanam alpukat mentega ke depannya.
Melihat hal ini, Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) dari Program Studi Teknik Bioproses Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) melaksanakan pelatihan budi daya alpukat mentega kepada para petani di sekitar daerah Iwul.
Dalam memberikan pelatihan ini, FTUI bekerja sama dengan Pusat Kajian Hortikultura Tropika Institut Pertanian Bogor (IPB).
Tim tersebut melakukan “Training for Trainer” dan edukasi terkait dengan cara budi daya alpukat serta sistem tanam rapat bagi para petani alpukat mentega di Sukamantri, Bogor, Jawa Barat.
“Para peserta diberikan materi dan praktik terkait pemilihan benih dan varietas, penyiapan benih batang bawah, penyemaian benih batang bawah, dan penyiapan batang atas untuk melakukan kegiatan sambung pucuk,” ucap salah satu tim Pengmas FTUI Kenny Lischer dalam keterangannya, Sabtu (10/12).
Teknik sambung pucuk dipilih karena keunggulannya dibandingkan teknik tanam biji maupun cangkok.
Dengan menggunakan teknik sambung pucuk, rata-rata dalam waktu tiga minggu hasil sudah dapat dilihat, dibandingkan dengan mencangkok yang bisa mencapai enam bulan.