Fufu Papa
Oleh: Dahlan IskanNamun, Fufufafa memang penuh persoalan. Ada kebenaran yang harus diungkapkan. Ada agenda politik kepentingan. Bahkan, seperti kata seorang tokoh yang dekat Jokowi-Prabowo, ada yang memanfaatkannya untuk adu domba.
Saya sendiri melihat sebenarnya ini persoalan kejujuran –kalau di politik Amerika Serikat itu penting.
Kesalahan begitu besar yang dilakukan oleh Presiden Clinton dimaafkan di sana. Itu hanya karena Clinton jujur mengakui soal hubungannya dengan gadis Lewinsky.
Dari sisi isi, Fufufafa sebenarnya tidak begitu berat –untuk ukuran politik Amerika. Isi Fufufafa menjelekkan Prabowo Subianto dan merendahkan anaknya.
Sebenarnya pemilik akun Fufufafa bisa langsung buka dada: itu memang akun saya. Saat itu umur saya sekian tahun. Suasana saat itu lagi panas: ayah saya lagi bersaing keras untuk jabatan presiden. Wajar kalau saya terpancing membela papa saya.
Lalu minta maaf kepada Prabowo. Secara pribadi. Terbuka. Tinggal Prabowo bagaimana. Memaafkan atau tidak.
Kalau saya jadi Prabowo akan saya maafkan. Anggap saja itu bumbu-bumbu pedas menjelang pemilu.
Terlebih lagi, setelah itu, papanya mau menggandeng Prabowo yang dikalahkannya. Dijadikan menteri pertahanan. Bahkan kelak, di Pilpres awal 2024, papanya mempertaruhkan segala-galanya agar Prabowo jadi presiden.