Fundamental Jangka Panjang PGAS Diprediksi Bakal Lebih Stabil
Ini terjadi mengingat 61 persen dari penjualan gas PGN sebanyak 811 mmscfd sampai kuartal III 2020, dialokasikan untuk industri tertentu.
Analis pasar modal Fendi Susiyanto menilai kebijakan harga gas industri akan mempengaruhi fundamental bisnis PGN.
Dampak dari harga gas yang teregulasi itu membuat potensi pertumbuhan revenue dan EBITDA perseroan akan berbeda dibandingkan sebelumnya.
"Intinya tidak tepat jika melihat proyeksi PGAS hanya dari satu sisi yaitu harga yang teregulasi turun, tapi harus dilihat juga dari potensi meningkatnya volume penjualan dan efisiensi yang gencar dilakukan," ujar Fendi, pendiri Finvesol Consulting di Jakarta, Kamis (19/11).
Sebagai perusahaan yang menguasai lebih dari 80 persen jaringan gas bumi di Indonesia, kinerja PGN akan menjadi semakin stabil. Apalagi dengan harga gas yang lebih efisien dan ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar lain, seperti minyak bumi dan batubara, PGN memiliki ruang yang besar untuk meningkatkan volume gasnya.
"Fundamental bisnis PGN akan tetap solid dalam jangka panjang. Penguasaan infrastruktur gas bumi dan tren peningkatan kebutuhan industri terhadap energi yang efisien akan menguntungkan PGN," jelas Fendi, host Podcast Investasi OmFin Channel.
Selain pipa minyak Rokan yang diproyeksikan beroperasi Januari 2022, PGN juga tengah menyelesaikan proyek pipa gas dari Gresik ke Semarang.
Pipa ini akan menyalurkan gas bumi diantaranya dari Lapangan Jambaran Tiung Biru di Bojonegoro untuk kebutuhan PLTGU Tambak Lorok, Semarang.