Fundamental Kuat, BRI Optimistis Mengarungi 2024
Hal itu ditopang oleh pertumbuhan kredit Himbara yang mencapai 10,94 persen.
Bahkan BRI sendiri, sampai September 2023 kreditnya bertumbuh 12,5 persen secara tahunan atau diatas pertumbuhan kredit industri perbankan yang berada di kisaran delapan persen.
Sunarso juga menyebut likuiditas sempat meningkat tajam pada saat pandemi Covid-19 pada periode 2021 dan 2022, dengan rata-rata di atas Rp 700 triliun di pasar perbankan.
Namun, pada periode Januari ke Oktober 2023 rata-ratanya tinggal Rp 564 triliun.
Hal itu menunjukkan bahwa likuiditas perbankan memang mengetat. Kendati demikian, kata dia, masih dalam batas-batas bisa mendorong pertumbuhan. Terbukti pertumbuhan kredit Himbara masih bisa tumbuh di atas rata-rata perbankan.
“Persaingan antar bank, pasti terjadi dalam menghimpun dana. Kami memang harus mendorong untuk bersaing. Tetapi yang harus dijaga adalah jangan sampai likuiditas ini juga terkonsentrasi di beberapa bank tertentu saja,” pungkas Sunarso.(jpnn)