Gala Desa di Lombok Barat Sebagai Ajang Memotivasi Masyarakat untuk Berolahraga
jpnn.com, LOMBOK - Setelah pagi melepas Gowes Pesona Nusantara, Asdep Pengelolaan Olahraga Pendidikan Arifin Majid dan Kepala Biro Humas dan Hukum Amar Ahmad bersama Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid melanjutkan kembali kegiatannya dengan membuka Gala Desa di Kantor Bupati Lambok Barat Giri Menang, Sabtu (8/7) sore.
Gala Desa salah satu program Ayo Olahraga dari Kemenpora yang dirancang untuk menambah kebugaran dan kesehatan dari masyarakat Indonesia.
Prosesi upacara pembukaan Gala Desa diawali dengan defile kontingen. Dimulai dari pembawa bendera Merah Putih oleh Paskibra Lombok Barat yang diikuti oleh Kecamatan Batu Layar, Kecamatan Gunung Sari, Kecamatan Lingsar, Kecamatan Narmada, Kecamatan Kuripan, Kecamatan Kediri, Kecamatan Labuapi, Kecamatan Gerung,
Kecamatan Lembar dan Kecamatan Sekotong.
Sepuluh kecamatan yang ada di Kabupaten Lombok Barat menggerakkan para pelajar, mahasiswa hingga masyarakat umum yang berjumlah 2000 orang untuk ikut enam cabang olahraga (cabor). Usai defile dilanjutkan dengan penyerahan bendera petaka dari Kemenpora melalui Asdep Pengelolaan Olahraga dan Pendidikan Arifin Majid kepada Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid.
Arifin Majid menyampaikan bahwa Gala Desa digelar untuk memasyarakat olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Dengan demikian masyarakat bisa termotivasi untuk berolahraga. Gala Desa ini mempertandingkan enam cabang olahraga yang terdiri dari sepak bola, sepak takraw, tenis meja, bola voli, bulutangkis, dan atletik.
"Untuk cabang sepakbola, kita sudah ada perjanjian kerja bersama dengan Kemendes salah satunya adalah cabang olahraga sepakbola diberikan jatah sepuluh tim untuk diberangkatkan ke Jakarta dan akan bertanding dengan tim sepakbola dari 34 Provinsi dari 136 Kabupaten. Saya juga melihat sambutan dari pemerintah Lombok Barat cukup bagus. Karena itu ada kemungkinan dari 10 tim akan berasal dari Lombok Barat," ucapnya.
Arifin mengataka ajang Gala Desa digelar untuk memotivasi masyarakat khususnya yang ada di desa-desa untuk terus berolahraga dan selain itu juga untuk mencari bibit-bibit atlet usia dini dari seluruh kalangan masyarakat di pelosok desa yang berpotensi untuk dijadikan sebagai atlet profesional milik Indonesia.
“Ini momentum kita untuk mengembalikan kejayaan olahraga Indonesia. Tidak ada cara lain selain mengajak partisipasi masyarakat lewat gerakan ini," tambahnya.