Gandeng Kemenkominfo, UP Gelar Sharing Session Soal Transformasi Digital, Ini Hasilnya
jpnn.com, JAKARTA - Universitas Pancasila (UP) bersama Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) menyelenggarakan kegiatan Sharing Session di bidang transformasi digital untuk perluasan peran teknologi dalam sektor lapangan kerja yang menuntut adanya peningkatan keterampilan.
Kegiatan yang digelar secara daring pada Jumat (10/9) itu membahas tentang keterampilan seperti pemahaman teknologi, informatika dan komputer (TIK) juga literasi dan kecakapan digital.
World Economic Forum (WEF) pada 2018 memprediksi setidaknya 54 persen pekerja akan dituntut untuk melakukan reskilling dan upskilling.
Dalam hal ini, Indonesia memiliki kebutuhan reskilling sebesar 50 persen.
Pengembangan sumber daya manusia di bidang digital juga diprediksi akan berkontribusi sebesar 16 persen dari PDB Indonesia pada 2030 mendatang.
Meski demikian, angka tersebut akan dicapai jika performa pengembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menyamai performa pengembangan SDM di Inggris Raya atau Belanda.
Dalam siaran pers Siberkreasi sebagai pemenang WSIS 2020, Menteri Kominfo Johnny Gerard Plate menyampaikan pentingnya peningkatan literasi digital masyarakat untuk meningkatkan kemampuan kognitif SDM di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai.
Sharing Session ini merupakan langkah awal untuk meningkatkan literasi digital masyarakat terutama mahasiswa Universitas Pancasila.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan membangun kesadaran mahasiswa mengenai pentingnya penerapan literasi digital yang meliputi cakap digital (digital skill), budaya digital (digital culture), etika digital (digital ethic), dan kemananan digital (digital safety) saat berinteraksi di platform digital.
Mahasiswa dan tenaga pendidik diharapkan bisa menularkan ilmu dan kompetensi digital yang mereka miliki kepada masyarakat di sekitarnya.
Kegiatan Sharing Session diawali oleh keynote speech dari Dirjen Aptika Kemkominfo yaitu Semuel Pangerapan, B.Sc., dan dari Universitas Pancasila yang disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Hukum, Kerja Sama, Humas dan Ventura Universitas Pancasila, Dr. Syamsurizal, S.E., M.M.
Dalam papaparannya, Semuel menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo menetapkan percepatan transformasi digital untuk mencapai digital nation sebagai salah satu visi utama dalam masa pemerintahannya yang kedua.
“Salah satu programnya adalah pembangunan sumber daya manusia talenta digital. Untuk mencapai visi ini, diperlukan adanya persiapan kebutuhan sumber daya manusia talenta digital dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam aspek literasi digital," papar Samuel.
"Literasi digital sendiri merupakan kemampuan individu untuk mengakses, memahami, membuat, mengkomunikasikan, dan mengevaluasi teknologi digital. Sehingga, diharapkan kegiatan ini dapat menjadi awal bagi mahasiswa untuk mengembangkan literasi digital dan kelak mampu bersaing di dunia kerja,” lanjutnya.
Selain keynote speech, Sharing Session ini juga menghadirkan Koordinator Literasi Digital Kemkominfo Rizki Ameliah yang memberikan paparan mengenai status literasi digital di Indonesia dan pentingnya literasi digital juga tentang strategi pemerintah dalam melakukan sosialisasi literasi digital kepada masyarakat di semua lini.
Narsumber kedua merupakan seorang publik figur yang memiliki banyak penggemar yaitu, yaitu Nicholas Saputra. Nicholas Saputra memberikan pandangan mengenai pentingnya literasi digital bagi mahasiswa dan tenaga pendidik. Selain itu, strategi Nicholas Saputra dalam membantu pemerintah melakukan diseminasi literasi digital.
Dilanjutkan dengan materi ketiga yang disampaikan oleh narasumber dari Universitas Pancasila, yaitu Dr. Fitria Angeliqa, M.Si. yang merupakan Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila.
Fitri menyampaikan bahwa materi tentang strategi kampus dalam persiapan menghadapi transformasi digital khususnya bagi mahasiswa dan tenaga pendidik.
“Bagaimana kampus menyiapkan mahasiswa sebagai sumber daya manusia yang unggul, kreatif, dan siap menghadapi disrupsi digital,” kata Fitri.
Narasumber terakhir masih satu kalangan dengan Nicholas Saputra yaitu seorang publik figur yaitu seorang penyanyi, artist, aktivis sosial, yaitu Cinta Laura Kiehl yang menyampaikan mengenai strategi memperoleh gelar cum laude di tengah kesibukkan dan cara membagi waktu dengan efektif.
Dia juga memaparkan tentang pendidikan dan keterampilan yang diperoleh sehingga Cinta Laura bisa menginspirasi masyarakat khususnya melalui media sosial.
“Dengan adanya sharing session ini, diharapkan mahasiswa Universitas Pancasila maupun masyarakat umum menambah pengetahuan mengenai perkembangan literasi digital dan memiliki kecakapan, beretika, aman dan berbudaya dalam bermedia digital. Dengan demikian, mahasiswa Universitas Pancasila serta masyarakat pada umumnya memiliki kesiapan dalam menghadapi tantangan di era revolusi industri 4.0, karena memiliki kemampuan di dunia digital," tutur Cinta Laura. (mcr9/jpnn)