Gangguan Kamtibmas 2017 Tak Akan Jauh Beda dari 2016
jpnn.com -
JPNN.Com - Mabes Porli membeber prediksi tentang situasi keamanan dan ketertiban nasional pada 2017. Dalam analisis Polri, hal yang akan dihadapi pada tahun depan tak akan jauh berbeda dengan tahun 2016.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, pada 2017 diperkirakan akan ada gangguan yang menjadi ancaman bagi keamanan dan ketertiban nasional (kamtibnas). "Yakni gangguan kamtibnas, gangguan yang berimplikasi kontijensi dan pelaksanaan pilkada serentak 2017," ujar Tito di Mabes Polri, Rabu (28/12).
Beberapa tindak kejahatan diprediksi akan memberikan dampak pada situasi kamtibnas. Di antaranya kejahatan konvensional seperti premanisme dan kejahatan jalanan, pencurian dengan kekerasan, pencurian kendaraan bermotor, sengketa tanah, penyalahgunaan senjata api dan bahan peledak, serta pembunuhan dan penganiayaan.
Selain itu juga ada kejahatan transnasional seperti terorisme, narkotika dan obat-obatan terlarang, human trafficking, cyber crime, penyelundupan senjata api dan imigran gelap.
Untuk gangguan yang berimplikasi kontijensi diperkirakan ada aksi separatis, konflik sosial termasuk tawuran antar-warga, hate speech atau ujaran kebencian, aksi unjuk rasa dan bencana alam.
Terakhir adalah ganguan terkait pelaksaan pilkada serentak. Pilkada serentak 2017 akan dilaksanakan di 101 daerah yang terdiri dari tujuh provinsi, 76 kabupaten dan 18 kota.
"Pilkada serentak ini memiliki potensi kerawanan di masing-masing tahapannya. Terutama dalam hal bentrok antarpendukung, sabotase, money politics, maupun munculnya tindak pidana pemilu," ujar Tito.
Karena itu, sambung Tito, Polri akan terus mengajak seluruh lapisan masyarakat berperan serta mewujudkan situasi kamtibnas yang kondusif. Polri juga akan meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi perubahan situasi yang cepat dan sulit untuk diprediksi, termasuk perubahan alam.