Ganjar Berterima Kasih ke Banyak Pihak di Agustusan, Suaranya Bergetar saat Pamitan
“Saya tidak tahu bagaimana jadinya jembatan timbang saat ini jika tidak ada reformasi besar-besaran setelah kita bongkar praktik pungli di sana,” kata Ganjar mengenang tindakannya yang tegas ketika memergoki pungutan ilegal di Jembatan Timbang Subah, Kabupaten Batang, pada 2014.
Ganjar menambahkan hilangnya praktik pungli dari sistem administrasi manunggal satu atap (samsat), sektor pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik lainnya tidak akan terwujud jika para pegawainya tidak melakukan perbaikan.
“Semua tatanannya akan ambyar jika pegawainya tidak berintegritas karena apa pun sektornya, berapa pun fasilitas yang tersedia, penunjang kemajuan yang paling utama adalah integritas pegawai yang mengurus di sana,” tegasnya.
Ganjar menyebut cara terbaik untuk mensyukuri kemerdekaan ialah dengan menjadikannya sebagai nikmat besar untuk stimulan pembangunan infrastruktur penunjang perekonomian, kesehatan, pendidikan, sosial, sampai teknologi digital.
“Dari seluruh pembangunan infrastruktur itu, barulah orientasi keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya akan kita wujudkan,” ucapnya.
Suara Ganjar terdengar bergetar pada bagian akhir amanat dalam upacara itu. Tokoh kelahiran 28 Oktober 1968 itu sekaligus berpamitan setelah 10 tahun memimpin Jateng.
Menurut Ganjar, jabatannya sebagai gubernur segera berakhir, tetapi perjalanan Jawa Tengah menuju kondisi lebih baik tidak pernah berkesudahan.
“Saya benar-benar mencintai panjenengan, sebagai warga maupun sebagai saudara. Terima kasih. Semoga persaudaraan erat kita ini jadi pemicu perdamaian dan kemajuan di seluruh Indonesia, di seluruh penjuru Nusantara,” ucapnya.(Mcr5/jpnn.com)
Video Terpopuler Hari ini: