Ganjar Biasa Menginap di Rumah Warga, Melebihi Apa yang Diperbuat Jokowi
“Jadi, fisiknya harus siap tidur di dipan misalnya atau tidur di kasur biasa, kemudian mungkin ada nyamuknya sedikit, mungkin berisik, mungkin bau toiletnya, terus berbaur dengan masyarakat pakai kaus biasa, mungkin kedinginan dan segala macamnya,” ujarnya.
Menurut dia, Ganjar sebagai orang Jawa, multikarakternya sudah teruji ketika masuk ke daerah atau wilayah non-Jawa, seperti di Sumatra atau Sulawesi. Sebab, jika seseorang dengan tingkat superioritas tinggi, merasa memiliki kelas sosial tinggi, kelas pendidikan tinggi, akan mengalami kesulitan secara psikologi untuk melakukan apa yang dilakukan Ganjar.
"Di situ multikarakternya Ganjar itu teruji. Orang-orang seperti inilah yang ke depan kalau terpilih, itu memang sudah terbiasa menghadapi rakyat. Jadi, rakyat pun merasa mendapat garansi di depan itu. Jadi, itu sebagai bentuk social guarantee campaign. Jadi, memberi garansi sosial,” paparnya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa Ganjar sudah memulai membangun ikatan emosional kuat dengan masyarakat melalui masuk ke denyut jatung kehidupan rakyat.
Ganjar bukan sekadar singgah, mampir melambai-lambaikan tangan dari mobil, pidato di atas podium, atau berjarak dengan rakyat.
“Ganjar meminum apa yang diminum oleh rakyat, memakan apa yang dimakan oleh rakyat, menghirup apa yang dihirup oleh rakyat, merasakan angin, udara, apa pun yang dirasakan oleh rakyat langsung. Jadi, saya rasa ini salah satu keunggulan kompetitif Pak Ganjar daripada calon lain,” pungkasnya. (jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi: