Ganti Hati di Iran
Sedang yang di Shiraz ini untuk internasional. Banyak pasien dari Qatar, Uni Emirat Arab, dan negara sekitar.
Keluarga Baagil ini asli Kudus, tetapi sudah lama pindah ke Jakarta. Baagil sendiri tamat SMA masih di Kudus, di SMAN 2. Lalu kuliah di Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) Jakarta jurusan teknik sipil.
ISTN dulunya dikenal sebagai Akademi Teknik Nasional (ATN) yang didirikan ahli beton terkemuka Indonesia Prof Dr Roosseno Soerjohadikoesoemo. ISTN berada di bawah Yayasan Perguruan Cikini. Yang punya lembaga pendidikan terkenal di Jalan Cikini Jakarta.
Setelah lulus ISTN dengan pujian Baagil langsung ke S2 di Technische Universität Dresden, Jerman. Kini Baagil bekerja sebagai konsultan perusahaan asing di Jakarta untuk masalah gedung-gedung pencakar langit.
Baagil juga masih di Shiraz. "Saya tunggu sampai kakak boleh pulang," ujarnya pada saya kemarin.
Meski Shiraz agak jauh di timur laut Teheran, ternyata keluarga ini tidak harus mendarat dulu di Teheran. "Ada pesawat langsung dari Dubai ke Shiraz," ujar Baagil.
Ternyata kota Shiraz cukup besar. Penduduknya sekitar 4 juta –sekelas Surabaya. Ini kota tua. Kekaisaran Parsi zaman dulu beribu kota di Shiraz. Karena itu peradaban dan ilmu pengetahuan di Shiraz sangat maju.
Yang saya juga heran: di Shiraz, di tengah blokade ekonomi Barat, berhasil dibangun mal besar. Salah satu yang terbesar di dunia.