Gara-gara Mudik, Puluhan Rumah Ludes terbakar
Seorang ibu yang lain di Gang 2 RT 2 hanya berlinang air mata saat ditanya media ini. Dia mengaku baru satu jam di rumah dan sempat tidur. Tak lama, ada teriakan kebakaran. Rumahnya kini tersisa dinding yang sudah jadi arang.
“Saya baru pulang dari Muara Muntai,” tuturnya sambil menangis.
Tiga RT terbakar. Sejumlah rumah toko (ruko) di tepi jalan yang berdagang sembako turut dilalap api meski hanya sebagian. Pemilik toko mengaku mengalami kerugian hingga Rp 300 juta.
Kesulitan tim pemadam turut disebabkan masyarakat yang menonton di lokasi kejadian. Api baru benar-benar dijinakkan pukul 17.00 Wita atau hampir tiga jam berkobar.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kukar Darmansyah mengatakan bahwa dalam kebakaran, sembilan unit kendaraan pemadam diturunkan. Dibantu dua PMK di Pos Loa Kulu, relawan bencana, anggota Polres Kukar, dan TNI.
Bupati Kukar Rita Widyasari mengatakan, rentetan kebakaran disebabkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat yang kurang. Ada pula gejala alam El Nino yang membuat kekeringan dan udara yang panas.
“Musim kemarau diperkirakan hingga November. Masyarakat harus waspada,” jelasnya.
Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Samarinda, Sutrisno, saat ini wilayah Indonesia memasuki musim kemarau. Udara menjadi kering dan suhu cukup tinggi.