Gara-gara Warisan, Pelawak ini Mendekam di Penjara
Ayah kandung Eko memang merupakan warga asli Tiongkok. Namun, dia pindah ke Indonesia. Ayahnya lantas menikahi perempuan asal Belanda. "Ada konflik di RRT, lalu pindah ke sini. Di sini biasa saja, tapi di sana ternyata kaya," ujar anak pasangan Ong Hwa Tjoe dan Andreana Helena Kohen tersebut. Saat diberi tahu mendapatkan warisan, Eko plonga-plongo. Dia sama sekali tidak pernah menyangka memperoleh harta tersebut. Pria yang mendapat panggilan Tralala gara-gara perannya sebagai John Travolta itu kemudian mengurus akta notaris.
Proses itu memakan waktu lama. Pada 2013, dibuatlah akta notaris yang menyatakan bahwa rumah tersebut dijual kepada orang lain. Eko pun mendapat uang Rp 500 juta. Eko mengaku tidak diberi tahu secara detail oleh pihak pembeli. "Waktu itu ada dua orang yang menyaksikan penandatanganan akta. Terus ngasih uang bilangnya god will, yo tak tompo ae," kelakar arek Kemlaten Gang VI tersebut, lantas tertawa.
Entah bagaimana awalnya, ternyata bangunan tersebut menjadi sengketa. Saudara dan kerabat menganggap Eko terlibat penipuan. Sebab, Eko masih merasa bahwa rumah warisan itu miliknya. Dianggap mengingkari isi perjanjian, Eko pun dilaporkan ke pihak berwajib. Saat menerima panggilan dari kepolisian, Eko memakai jasa pengacara bernama John Siregar. "Saya bayar Rp 250 juta untuk ngurusi perkara ini sampai tuntas. Saya pikir sudah selesai, eh tibake sik lanjut," ujar pelawak yang bergabung dalam grup Srimulat pada 1984 itu.
Anak semata wayang tersebut menceritakan, dirinya menggunakan uang Rp 500 juta itu untuk modal bisnis. Dia menjajal peruntungan sebagai event organizer. Ketika itu, dia merencanakan pertunjukan di tiga kota. Yakni, Lamongan, Tuban, dan Tulungagung.
Kemasan acara tersebut menggabungkan lawak dengan hiburan musik dangdut. Sayang, bukannya untung, dia malah rugi besar. "Show-nya tiga hari berturut-turut. Apesnya, di tiga tempat itu nggak ada yang nonton karena hujan deras," ujar Eko, lantas mengisap rokok dalam-dalam.
Kini, dia harus mendekam di balik jeruji besi. Meski demikian, dia tetap menjalaninya dengan enjoy. Bagi Eko, kasus itu hanya sebuah ujian hidup.
Eko mengakui, hari pertama berada dalam sel tahanan cukup berat. Selain lantai tahanan yang dingin, Eko kerap dicurhati tahanan lain. "Belum apa-apa ada yang cerita. Iki yo, Pak, sikilku sing sebelah kene tau kenek tembak," tutur Eko yang menirukan ucapan tahanan lain dengan logat Madura.
Ada 11 tahanan yang tinggal satu sel dengan pelawak yang sempat mengecat rambutnya berwarna kuning itu. Dia disatukan dengan pelaku kejahatan jalanan yang sangar-sangar. Meski begitu, lama-kelamaan Eko terbiasa dan justru akrab dengan mereka.