Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Garuda

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Kamis, 03 Juni 2021 – 13:41 WIB
Garuda - JPNN.COM
Ilustrasi Garuda Indonesia. Foto: Soetomo Samsu/JPNN.com

Mengapa PT KAI yang awalnya ‘’nasty and terrible’’ bisa disulap menjadi perusahaan yang profesional dan profitable, sementara Garuda yang sudah punya pangsa bagus malah berubah menjadi ‘’nasty and terrible’’?

Jawabnya ialah manajemen yang bersih dan jujur.

Garuda digerogoti banyak kasus korupsi.

Mantan Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar ditangkap KPK pada 2020 karena menerima sogok mark up pembelian pesawat.

Emirsyah divonis hukuman delapan tahun penjara dan denda Rp 1 miliar terkait pengadaan pesawat dan mesin pesawat di PT Garuda Indonesia serta tindak pidana pencucian uang.

Garuda juga menjadi sorotan publik ketika Direktur Utama Ari Askhara ketangkap basah menggunakan pesawat Garuda untuk menyelundupkan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton dalam penerbangan Paris-Jakarta. Menteri BUMN Erick Thohir langsung memecat Ari Askhara.

Pada masa kepemimpinan Ari, Garuda mendapat banyak sorotan karena menerapkan larangan kepada penumpang untuk mengambil foto dan video dalam pesawat. Ini terjadi setelah seorang youtuber mengunggah video seorang pramugari yang menulis menu makanan untuk penumpang dalam secarik kertas. Video ini viral dan pelayanan Garuda banyak mendapat kritik karena tidak profesional.

Pada masa kepemimpinan Ari ini juga muncul ke publik kasus pelecehan seksual dan skandal yang melibatkan direksi terhadap karyawan maupun pramugari. Kasus yang sempat viral ini menguap begitu saja.

PT Garuda Indonesia menjadi contoh paling memilukan bagaimana sebuah perusahaan transportasi milik negara dikelola.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close