Gedung-Gedung Bersejarah, Saksi Perjuangan di Surabaya (1)
jpnn.com, SURABAYA - Surabaya sebagai medan pertempuran pada tahun 1945 memiliki banyak tempat-tempat bersejarah yang tentunya menyimpan cerita yang tak lekang dimakan waktu. Gedung-gedung ada sudah hancur karena tuntutan jaman, namun ada pula yang hingga kini masih kokoh berdiri dan berfungsi dengan baik.
Inilah gedung-gedung bersejarah itu.
Gedung Internatio
Internationale Crediten Handelvereeniging Rotterdam atau lebih dikenal dengan Gedung Internatio menjadi saksi pertempuran sekutu dengan rakyat Surabaya. Tidak jauh dari gedung itu, Brigjen A.W.S. Mallaby tewas saat pertempuran.
Didirikan pada 1929 oleh Biro AIA Aristech (Algemeen Ingenieurs en Architecten Bureau) yang berkantor di Sumatrastraat 59 Surabaya (sekarang Jalan Sumatra), gedung itu dulu dijadikan markas sekutu saat mendarat di Surabaya pada 25 Oktober 1945. Hingga sekarang, gedung tiga lantai tersebut masih berdiri kukuh. Letaknya di sisi barat Taman Sejarah di depan Jembatan Merah Plaza.
Bangunan berwarna putih dengan aksen garis merah itu kini masih terawat. Namun, kesan kumuh tidak bisa dihindarkan. Depan gedung menjadi tempat tunggu angkot dan bus kota. Banyak pedagang kaki lima di sana. Aroma tidak sedap juga menyeruak.
Di pintu belakang banyak truk boks yang keluar masuk. Mengangkut berlembar-lembar berbagai produk cetakan.
Gedung PC NU Bubutan
Salah satu perlawanan untuk mempertahankan kemerdekaan yang dilakukan umat Islam diwujudkan dalam Resolusi Jihad. Secara simbolis, perjuangan tersebut bisa dilihat di gedung Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) di Jalan Bubutan IV/ 2, Surabaya.