Gedung-Gedung Bersejarah, Saksi Perjuangan di Surabaya (1)
Resolusi Jihad Kiai Hasyim Asyari merupakan peristiwa penting yang menjadi bagian dari rangkaian sejarah kemerdekaan Indonesia. Tepatnya pada 22 Oktober 1945. Saat itu Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) mengundang tokoh-tokoh NU se-Jawa dan Madura di gedung PC NU Bubutan yang sebelumnya bernama Hoofdbestuur.
Tujuannya adalah menggalang kekuatan. Juga, membakar semangat umat muslim untuk melawan kolonialisme. ''Kali pertama NU ngantor ya di sana," kata Hasyim Asari, ketua Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi).
Hingga kini, gedung dua lantai tersebut tidak mengalami banyak perubahan. Keramiknya masih asli, kayu-kayu yang digunakan sebagai tiang juga masih berdiri kukuh.
Jangkar Modderlust
Sebuah monumen berdiri sebagai pengganti Gedung Modderlust di area PT PAL Tanjung Perak. Sebelum dirobohkan, di atas gedung tersebut terdapat menara perhubungan. Di tempat itulah, sejumlah wartawan berkomunikasi dengan kapal-kapal Inggris yang datang pada 24 Oktober 1945. Mereka terjebak dalam situasi yang seharusnya dihadapi tentara BKR Laut. Gedung tersebut sudah tiada. Yang bisa dilihat sekarang hanya monumen berbentuk jangkar.
Di gedung ini pula, arek-arek Suroboyo menerima kontak pertama dari sekutu yang diboncengi NICA. Tujuannya adalah untuk izin mendarat. Pendaratan tentara sekutu tersebut sempat terhambat gara-gara masalah komunikasi.
Ketegangan terjadi sejak hari pertama. Negosiasi tidak berjalan mulus. Sekutu menganggap Surabaya adalah kawasan taklukan dan cenderung memandang rendah. Sebaliknya, arek-arek Suroboyo merasa bahwa mereka adalah orang merdeka di negara yang berdaulat.
(Jawa Pos/JPNN)