Gegara Pandemi COVID-19, Masyarakat Hanya Punya Dua Pilihan Gaya Rambut
"Sepertinya masa pandemi COVID-19, membuat toko online yang menjual alat cukur rambut laris manis. Buktinya saya harus menunggu beberapa hari karena alat cukurnya kehabisan," ungkap Satrio.
Dia menambahkan, toko-toko online ini sepertinya tidak menyangka akan banyak konsumen yang membutuhkan alat cukur rambut. Lantaran selama ini jarang yang beli kecuali tukang cukur rambut, salon maupun barbershop.
"Rambut diplontos begini tidak susah-susah. Yang penting botak saja," ucap Satrio sambil tertawa.
Sementara Setiawan nyaman dengan rambut gondrong. Agar tidak terganggu, dia memilih menguncir rambutnya.
"Dikuncir saja. Nanti kalau sudah selesai pandemi COVID-19, baru ke barbershop lagi, dipotong anggap syukuran bebas dari wabah Corona," tandas pria yang berprofesi sebagai lawyer ini. (esy/jpnn)