Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Geger Rupiah Makin Loyo, Bambang Brodjonegoro Bilang Begini

Senin, 15 April 2024 – 21:53 WIB
Geger Rupiah Makin Loyo, Bambang Brodjonegoro Bilang Begini - JPNN.COM
Mengawali pagi di 1 Januari 2024, tak ada salahnya jika melongok perjalanan panjang perekonomian Indonesia setahun lalu, sepanjang 2023. Ilustrasi - rupiah dan dolar. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom sekaligus Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2014-2016 Bambang Brodjonegoro membeberkan penyebab pelemahan rupiah terhadap USD beberapa waktu belakangan.

Hal itu diungkapkan dalam diskusi "Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI" yang diselenggarakan oleh Eisenhower Fellowships Indonesia Alumni Chapter secara virtual di Jakarta, Senin.

Seperti diketahui, kurs rupiah melemah di atas Rp 16 ribu per USD, bahkan diprediksi bisa mencapai Rp 17 ribu per USD.

Menurut Bambang, pelemahan rupiah disebabkan oleh melesetnya spekulasi pasar terkait kebijakan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS, The Fed.

Bambang menyebut pasar mengira bahwa The Fed akan segera menurunkan tingkat suku bunga acuan dalam waktu dekat, namun hingga saat ini The Fed masih belum memutuskan kebijakan tersebut.

Bahkan, rupiah telah melemah sebelum adanya serangan Iran ke Israel pada Sabtu malam (13/4) karena USD terus menguat dibandingkan mata uang lain.

"Saya sendiri memprediksi The Fed tidak mungkin menurunkan suku bunga sampai tengah tahun ini karena tingkat inflasi AS masih di atas target. Intinya secara eksternal kita akan menghadapi tantangan serius. Ini bisa membuat rupiah tertekan," kata Bambang.

Bambang mengatakan kondisi eksternal menjadi penyebab utama nilai tukar rupiah mengalami pelemahan.

Ekonom sekaligus Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2014-2016 Bambang Brodjonegoro membeberkan penyebab pelemahan rupiah terhadap USD beberapa waktu belakangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

TAGS   rupiah  USD  Iran  The Fed