Gelak Tawa Marinir TNI dan Marinir AS di Sela Latihan Perang
Dalam latihan tersebut, Komandan Satuan Tugas (Satgas) Kolonel Laut (P) Arsyad Abdullah yang sehari-hari menjabat komandan Satuan Eskorta (Satkor) Koarmatim dalam keterangan pers menyatakan, bentuk pendaratan itu perlu dipertahankan karena setiap negara mempunyai ciri masing-masing.
Latihan pendaratan tersebut melibatkan unsur kapal perang 1 FFG (kelas Van Speijk), MRLF, Corvette (kelas Sigma), LPD, kapal selam, dan satu batalyon marinir berjumlah 375 personel. Empat unit tank amfibi LVT-7A siap didaratkan dari KRI Makasar-59, yaitu CN-235, NBO-105, BELL-412, dan NC-212-200.
Dalam pendaratan itu, pasukan marinir dengan kendaraan tank amfibi LVT-7A bersama pasukan United States Marine Corps (USMC) dengan 14 kendaraan tempur AAV dilepas dari KRI Makasar-590. Mereka mendarat menuju Pantai Banongan untuk melaksanakan serbuan.
US Navy melibatkan Task Force-73, USNS Safeguard, DDG (dilengkapi 1 heli MH-60R), LCS (dilengkapi heli MH-60R), SSN, LSD, USMC (301 personel), Pesud P-3/P-8, Survey/Beach Master, Sevent Fleet Band, 1 detasemen Riverine, 1 detasemen Seabee, 1 tim VBSS, 1 batalyon MDSU, 1 peleton EOD, 1 detasemen Force Protection, dan 1 UAV MQ-8 Firescout.
Menurut Arsyad Abdullah, latihan tersebut dimaksudkan agar TNI Angkatan Laut dengan US Navy bisa meningkatkan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Amerika. Hal itu diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam memelihara stabilitas keamanan di Asia Tenggara.
’’Latihan berbasis laut dengan misi meningkatkan interoperabilitas antara amfibi Angkatan Bersenjata Indonesia dan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Navy). Latihan itu akan menjadi assault amphibious gabungan. Peningkatan interoperabilitas bakal dicapai melalui perencanaan gabungan staf, dikombinasikan rehearsals taktis, dan perilaku pendaratan amfibi gabungan,’’ jelas Arsyad. (aif/c19/ano)