Gelar Bedah Buku, PARA Syndicate & NCBI: Tuan Rondahaim Saragih dari Simalungun agar Ditetapkan Jadi Pahlawan Nasional
Dalam diskusi tersebut, Herlina JR Saragih menegaskan bahwa pengusulan gelar pahlawan nasional untuk Rondahaim Saragih bukan hanya sekadar bentuk penghargaan bagi masyarakat Simalungun, melainkan bagian dari upaya literasi sejarah bagi seluruh bangsa Indonesia.
Rondahaim, lanjutnya, memperjuangkan kebebasan wilayah Simalungun dari penjajahan Belanda, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap kemerdekaan Indonesia.
"Rondahaim adalah ahli strategi perang gerilya yang dijuluki Napoleon-nya Orang Batak. Pengakuan ini bukan datang dari komunitas lokal saja, melainkan juga dari forum internasional. Ini makin menguatkan bahwa Rondahaim layak diusulkan sebagai pahlawan nasional," ujar Herlina.
Pdt. Martin Lukito Sinaga menjelaskan bahwa Rondahaim mengalami perkembangan dalam hal patriotisme, dari yang awalnya hanya berfokus pada kecintaan terhadap Simalungun, menjadi cinta kepada Indonesia.
“Ini bukan hanya soal mempertahankan Simalungun, tetapi melibatkan kolaborasi militer yang meluas dari Aceh hingga Semenanjung Malaya. Rondahaim juga menyadari bahwa kolonialisme tidak hanya menyoal kekuatan militer, tetapi juga penguasaan ekonomi," ungkapnya.
Seiring berjalannya waktu, Rondahaim memahami bahwa perjuangan melawan kolonialisme juga harus mencakup perebutan kembali sumber daya alam dari tangan penjajah.
"Dia melihat bahwa perjuangan untuk sumber daya alam adalah kunci menuju kemerdekaan rakyatnya," ujar Martin.
Asvi Warman Adam menekankan bahwa sejak era Reformasi, pengusulan gelar pahlawan nasional harus memenuhi kriteria umum dan khusus.