Gelar Bintek di Daerah, Kemenpar Berbagi Trik Berpromosi di Luar Negeri
Pitana memerinci, 54 hard selling itu terdiri dari 30 kegiatan pameran dan 24 misi penjualan. “Selain itu, untuk tetap mem-back up bobot hard selling, kami juga akan beraktivitas promosi dalam 30 festival dan menyelenggarakan 51 kali familiarization trip atau yang biasa kami sebut dengan fam trip,” sebutnya.
Guru besar ilmu pariwisata di Universitas Udayana Bali itu menjelaskan, Kemenpar sejak dua tahun terakhir atau 2015-2017 telah mengadopsi konsep branding, advertising dan selling (BAS) sebagai strategi pemasaran pariwisata. Hasilnya pun terlihat nyata.
”Kita bisa merasakan implikasi dari hasil branding dan advertising yang menggembirakan dengan Wonderful Indonesia yang semakin dikenal di luar negeri. Simply, we are on the right track (mudahnya, kita di jalur yang benar, red),” tuturnya.
Sedangkan untuk hard selling, sambung Pitana, memang lebih banyak bergantung pada kemauan dan kemampuan para pelaku industri pariwisata dalam menjual. Karenanya, Kemenpar tetap merasa terpanggil untuk mem-back up pelaku industri pariwisata melalui branding dan advertising.
“Branding dan advertising ini tetap perlu dijalankan untuk mencapai target 15 juta kunjungan wisatawan mancanegara hingga akhir tahun 2017,” sebutnya.
Selain itu Pitana juga mengatakan, melalui melalui bintek promosi pariwisata di luar negeri maka pemda dan pelaku industri pariwisata di daerah akan memperoleh gambaran yang lebih luas dan detail mengenai bentuk aktivasi promosi yang rutin dilakukan.
“Harapannya melalui acara ini akan lebih tercipta sinergitas kegiatan promosi pariwisata di luar negeri antara Kemenpar, para Dinas Pariwisata terkait dan para pelaku industri pariwisata dalam rangka pencapaian target kunjungan 15 juta di tahun 2017,” pungkasnya.(adv/jpnn)