Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Geledah Kapal Filipina di LCS, China Mengklaim Jadi Korban Ketidakpedulian

Kamis, 20 Juni 2024 – 15:37 WIB
Geledah Kapal Filipina di LCS, China Mengklaim Jadi Korban Ketidakpedulian - JPNN.COM
Kapal-kapal pengawal perusak radar Komando Armada Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) bersiaga di Laut China Timur untuk melakukan latihan tempur pada akhir Januari 2021. ANTARA/HO-China Military/mii/am.

Ia mengatakan bahwa tentara Filipina bertempur dengan tangan kosong untuk mencegah pasukan China menyerang mereka.

Pada Senin (17/6), personel CCG dilaporkan menyetop, menaiki, dan menggeledah sebuah kapal Filipina yang sedang dalam misi memasok ulang logistik.

Tindakan itu oleh CCG dianggap sebagai perilaku masuk tanpa izin ke perairan dekat Ren'ai Jiao.

Ini adalah kali pertama sejak CCG memberlakukan aturan baru operasi mereka di Laut China Selatan. Berdasarkan pedoman baru itu, China bisa menahan tersangka pelanggar hingga 60 hari.

Undang-undang yang sudah diterbitkan sejak 2021 itu mengatur soal izin bagi penjaga pantai China yang dapat menembaki kapal asing, menghancurkan bangunan negara lain yang didirikan di atas terumbu karang yang diklaim milik China, serta hak untuk memeriksa kapal asing di perairan yang disebut kepemilikan China.

Pemerintah China mengeklaim memiliki hak kedaulatan dan yurisdiksi atas kepulauan yang disebut "Nanhai Zhudao" di Laut China Selatan yaitu terdiri dari Dongsha Qundao, Xisha Qundao, Zhongsha Qundao dan Nansha Qundao atau lebih dikenal sebagai Kepulauan Pratas, Kepulauan Paracel, Kepulauan Spratly dan area Tepi Macclesfield.

Pulau karang itu disebut China dengan nama "Ren'ai Jiao", sedangkan oleh Filipina sebagai "Beting Ayungin" merupakan bagian dari Kepulauan Spratly yang disengketakan kedua negara, selain juga beberapa negara Asia Tenggara lainnya.

Laut China Selatan hingga saat ini masih menjadi titik panas permasalahan di kawasan karena China mengeklaim hampir seluruh perairan di Laut China Selatan.

Pejabat Filipina mengeklaim aparat China menghantam kapal angkatan laut milik mereka serta kemudian menaikinya serta menyita senjata milik tentara mereka

Sumber ANTARA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA