Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Geliat Klub-Klub Rugbi Indonesia Mencetak Pemain-pemain Andal

Beranggota Ekspatriat dan Bintang Film, Urunan Tiap Latihan

Minggu, 18 Mei 2014 – 19:09 WIB
Geliat Klub-Klub Rugbi Indonesia Mencetak Pemain-pemain Andal - JPNN.COM
PEKERJA ASING: Para pemain Jakarta Rugby Komodos setelah berlatih di lapangan golf Jagorawi. Foto: Sebastian Sharp for Jawa Pos

jpnn.com - MENGENAKAN jersey hijau, beberapa orang laki-laki berlarian, saling kejar, bahkan bertabrakan dengan lawan yang mengenakan jersey merah. Dorong-mendorong dan bergumul pun tidak jarang dilakukan.

Tapi, itu bukanlah perkelahian di atas lapangan. Itu justru bagian dari teknik permainan dalam rugbi. Melihat mereka bertanding, tampaknya akan sakit saat tumbuk-tumbukan terjadi. Namun, para pemain terlihat biasa-biasa saja. Mereka justru tertawa lepas dan senang serta saling bersalaman setelah pertandingan.

Ya, begitulah gambaran pertandingan dalam sesi latihan tim rugbi di lapangan golf Jagorawi, Bogor, Jawa Barat. Olahraga itu menuntut setiap pemain siap beradu badan untuk memberikan jalan bagi rekan-rekannya mencetak poin.

’’Tapi, kalau sudah tahu tekniknya, main rugbi tidak akan sakit. Malah menyenangkan. Tidak mudah cedera. Justru ini olahraga yang benar-benar laki-laki. Tidak ada diving di sini. Yang ada kerja sama,’’ kata Sekjen PB Persatuan Rugby Union Indonesia (PRUI) Steven Haurissa, Kamis (15/5).

Menurut dia, sebenarnya perkembangan rugbi di Indonesia lumayan bagus. Setidaknya, kini sudah ada 15 klub yang terdata di PRUI. Mereka cukup eksis berlatih dan mengikuti kompetisi. Namun, di antara sekian banyak klub itu, mayoritas anggota klub adalah orang asing yang bekerja di Indonesia alias ekspatriat. Selain Jakarta, di Bandung, Jogja, Manado, dan Papua ada klub rugbi.

Steven mencontohkan dua klub di Jakarta, yakni Jakarta Rugby Komodos dan Jakarta Rugby Banteng. Di Komodos, hanya ada dua pemain asli Indonesia. Begitu pula di Banteng, persentasenya 70:30 untuk orang asing.

Ekspatriat yang tergabung di Komodos, kata Steven, berasal dari Australia, Amerika, dan beberapa negara Eropa. Sementara itu, di Jakarta Banteng, kebanyakan pemainnya masih muda, setingkat siswa SMA dan mahasiswa.

Timnas rugbi Indonesia terbentuk pada 2004. Pertandingan internasional pertama diikuti pada 2006. Kini timnas mampu masuk divisi tiga Asia. ’’Cukup bagus progresnya. Tapi, perkembangannya tidak bisa langsung lompat,’’ ujarnya.

MENGENAKAN jersey hijau, beberapa orang laki-laki berlarian, saling kejar, bahkan bertabrakan dengan lawan yang mengenakan jersey merah. Dorong-mendorong

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close