Geliat Petani Milenial Bogor di Masa Pandemi Covid-19
jpnn.com, BOGOR - Selama masa pandemi Covid-19 daya beli masyarakat menurun karena pembatasan aktivitas sosial. Hal ini menjadi pukulan berat bagi perekonomian Indonesia.
Mahalnya harga kebutuhan pokok membuat rumah tangga mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan yang diperlukan di masa pandemi Covid-19.
Namun, hal tersebut tidak menyurutkan semangat para petani milenial di Kampung Pabuaran, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, pada masa sulit.
Para anak muda yang tergabung ke dalam Kelompok Tani Leuit Jajaka justru menjadikan masa pandemi sebagai ajang untuk bereksperimen dalam mengembangkan hasil tani di wilayah Bogor. Salah satu yang sukses dikembangkan adalah budikdamber.
“Awalnya, kami berpikir bagaimana caranya menghasilkan uang untuk jajan selama pandemi,” ujar Aditya Pratama Hermon, Ketua Leuit Jajaka, kepada wartawan, Selasa (1/12).
Saat mayoritas pemuda sibuk bersosial media, Aditya dan teman-temannya memilih berkutat di bawah teriknya matahari. Di balik keterbatasan yang mengadang, mereka ingin memastikan agar kebutuhan pangan masyarakat dapat terpenuhi.
Kelompok Tani Leuit Jajaka, lanjut Aditya, terus berupaya untuk berinovasi di tengah sempitnya lahan pertanian di kawasan Kota Bogor dengan metode tanam yang efisien di lahan seluas 500 meter.
"Kami mengembangkan komoditas perikanan dan pertanian seperti bawal, gurame, kangkung, cabai, bayam, dan ketimun. Hasil panennya kami jual di bawah harga pasar untuk warga sini," tutur pemuda yang kini cuti kuliah akibat terdampak Covid-19 tersebut.