Gelombang Kedua COVID-19 di Eropa Lebih Ganas dari yang Pertama
Namun, ini hanya kasus baru yang dilaporkan dari lokasi tes COVID-19. Angka-angka ini diketahui di bawah jumlah infeksi yang sebenarnya, karena banyak orang tidak bergejala sehingga kecil kemungkinannya untuk dites.
Peneliti dari Imperial College London memeriksa 175.000 orang di Inggris, baik yang bergejala atau tidak, dan menemukan 824 di antaranya positif COVID-19. Penelitian ini digunakan sebagai dasar perkiraan bahwa ada sekitar 45.000 infeksi harian baru antara 18 September dan 5 Oktober.
Jumlah yang terinfeksi bisa lebih dari dua kali lipat atau tiga kali lipat hasil tes positif baru harian resmi yang dilaporkan selama kurun waktu itu.
Lelah dengan pembatasan saat musim panas
Musim panas adalah musim liburan dan merupakan kesempatan emas bagi perekonomian Eropa, sehingga banyak negara mencabut berbagai batasan untuk mengaktifkan pariwisata.
Banyak orang merasa telah memperoleh kembali kebebasan mereka dan merasa lebih tidak perlu mematuhi aturan menjaga jarak fisik selama musim panas, seperti yang sedang diteliti Imperial College di London, Inggris.
Para peneliti menemukan bahwa banyak orang Eropa yang disurvei telah melonggarkan perilaku mereka dalam beberapa bulan terakhir, dibandingkan pada bulan April yang lalu.
Memang, gelombang kedua Eropa menunjukkan adanya unsur kelelahan akibat sejumlah pembatasan yang diberlakukan berbulan-bulan pada kehidupan sehari-hari yang menggoyahkan ekonomi.
Direktur WHO Eropa Dr Hans Kluge mengakui: "Sangat mudah dan alami untuk merasa apatis dan kehilangan motivasi, serta kelelahan."