Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Gembira Nusantara 2

Kamis, 03 Juni 2021 – 09:26 WIB
Gembira Nusantara 2 - JPNN.COM
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Coba lihat hasil lab Bu Joko itu: antibodinya 400. Proteksinya: 94. Bandingkan dengan hasil lab suaminya: antibodi 200, proteksi 48.

Itu karena Bu Joko pernah terkena Covid-19. Dialah satu-satunya relawan dari kami yang berstatus penyintas Covid-19.

Sebelum menjalani pemeriksaan pertama, Bu Joko sudah menjelaskan ke tim RSPAD Gatot Subroto. Bahwa dirinya pernah terkena Covid. Lalu tim bertanya: sudah berapa lama dinyatakan sembuh. "Sudah lebih tiga bulan," ujar Bu Joko waktu itu.

Maka Bu Joko dinyatakan memenuhi syarat sebagai objek penelitian. Yang hasilnya ternyata dua kali lipat lebih tinggi dari yang bukan penyintas.

Sedang saya sendiri tidak lolos seleksi. Saya belum sebulan sembuh dari Covid –waktu itu. Saya tetap di-VakNus, bukan sebagai objek penelitian.

Istri saya juga tidak lolos: baru saja menjalani vaksinasi Sinovac yang kedua kalinya. Anak-anak saya juga telanjur vaksinasi.

Saking tingginya antibodi itu, Bu Joko sampai bertanya khusus pada tim VakNus RSPAD. "Jawabnya ya itu tadi. Karena saya pernah kena Covid. Saya jadi tenang," ujarnya.

Bu Joko bertemu suaminya saat berumur 20 tahun. Waktu itu Joko (Sie Kim San) berumur 28 tahun. Kim San sering ke rumahnya. Itu lantaran Kim San teman kakak perempuannya.

Saking tingginya antibodi itu, Bu Joko sampai bertanya khusus pada tim VakNus RSPAD.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close