Geopolitik Bung Karno Berbasiskan Intelektual, Pemuda Harus Berprestasi di Segala Bidang
Dan kontekstualitasnya dengan saat ini, lanjut Hasto, geopolitik Soekarno disebut sebagai progressive geopolitical coexistence, yang mensyaratkan Indonesia berjuang membangun kepemimpinan di tengah dunia di segala bidang.
“Apa yang harus dilakukan? Misalnya, kualitas demografi harus ditingkatkan. Manusia-manusia Indonesia harus hebat, terdepan dalam penguasaan iptek,” kata Hasto.
Politikus asal Yogyakarta itu mendorong generasi muda Indonesia harus berprestasi. Contoh, kemenangan pasangan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu di Olimpiade Tokyo lalu adalah wujud geopolitik.
Sebab, atlet bulu tangkis itu mampu mengalahkan ganda asal China di tengah negara itu dianggap negara unggul sektor apa pun di mata dunia.
Dalam seminar itu, selain Hasto, yang menjadi pembicara ialah Kepala KSP Moeldoko, Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto, Donny Yusgiantoro, dan Yoseph Adi Prasetyo.
Di seminar itu, selain ratusan mahasiswa dan siswa SMA, hadir Wali Kota Semarang Hendrarprihadi. Hadir juga anggota DPR RI alumni UKSW Hendrawan Supratikno dan Haris Turino.
Hasto mengatakan kedatangannya ke kampus UKSW adalah yang pertama. Dia mengaku sangat mengapresiasi kompleks kampus yang sangat indah dan hijau.
Secara khusus, Hasto mengakui dirinya hadir di UKSW sekaligus untuk mengenang Alm. George Junus Aditjondro, yang pernah mengecap perkuliahan di UKSW. George dikenal juga sebagai penulis buku “Gurita Cikeas”.