George Aditjondro dan Dekade Membongkar Gurita Korupsi
“Boleh orang berpendapat macam-macam tentang metodologi penelitian George Aditjondro. Namun ada tiga pola yang bisa menunjukkan posisi intelektual," katanya.
Pertama, Aditjondro punya pendirian bahwa sebuah penelitian haruslah mengabdi pada kemanusiaan. Penelitian tidak mengabdi pada pemberi dana atau pihak yang memfasilitasi penelitian itu.
Sebuah penelitian harus memiliki tendensi kemanusiaan, dia harus memberi arti pada kemanusiaan.
Kedua, George selalu berpola pada satu pakem dimana dirinya adalahb orang pertama yang berani menyatakan bahwa selalu ada tiga unsur dalam sebuah konflik atau korupsi yakni: Tentara, Penguasa dan Pengusaha. Ini secara konsisten selalu muncul dalam tulisan-tulisan dan ekspos hasil penelitiannya.
Ketiga, George adalah orang yang disaat dia meneliti akan terlibat jauh dan menunjukkan keberpihakannya pada korban, kelas sosial tertentu, keadilan dan gender. Ini tiga hal yang konsisten selalu muncul dalam seluruh riset dan penelitian George.”
Soal kontroversi bukunya Membongkar Gurita Cikeas, Andi Saiful Haq dari INTRANS mengatakan bahwa sosok Aditjondro sangat dapat dipercaya.
“Aditjondroini autentik, dia seperti diciptakan dengan indera penciuman yang tajam untuk mengikuti jejak persekutuan modal dan mesiu. itu menjelaskan mengapa George kadang datang dan pergi ditempat yang tidak diduga-duga, karena George yakin, modal memang bisa beredar dalam bentuk maya, namun pada akhirnya dia hanya menjadi kertas jika tidak dibelanjakan di bumi," katanya.
(JPNN)