Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Geotermal; Gara-gara Nila Setitik Jangan Rusak Susu Se-Malinda

Dimulai oleh Aceh, Selanjutnya Tinggal Kopi

Senin, 11 April 2011 – 00:51 WIB
Geotermal; Gara-gara Nila Setitik Jangan Rusak Susu Se-Malinda - JPNN.COM
Itulah sebabnya proyek geotermal mengandung risiko yang tinggi bagi investor. Ada unsur ketidakpastian. Ada risiko yang besar. Para investor maunya mentransfer risiko itu ke PLN dalam wujud permintaan tarif listrik yang tinggi. PLN yang tidak bisa menjual listrik ke masyarakat dengan harga tinggi tentu keberatan menerima transfer risiko itu. Akibatnya, proyek geotermal tidak seperti lipstick yang muter-muter di Bibir Mer, tapi hanya muter-muter seperti susur (sekepal tembakau rajang) di bibir nenek tua.

 

Problem "muter-muter" itu akan hilang dengan sendirinya kalau "cara Aceh" dilaksanakan di seluruh Indonesia. Dengan model Aceh tersebut, investor tidak menanggung risiko yang besar. Biaya pengeboran eksplorasi tersebut tidak menggunakan uang sendiri, melainkan menggunakan dana pihak lain. Pihak lain itulah yang menanggung risiko. Kalau gagal, uangnya hilang. Kalau berhasil, dia memperoleh sejumlah saham di usaha geotermal tersebut.

"Lembaga lain" dalam kasus Seulawah, Aceh,  kebetulan adalah sebuah lembaga di Jerman. Lembaga itulah yang menyediakan dana USD 7,5 juta tersebut dalam bentuk hibah ke Pemda Aceh. Tidak boleh digunakan untuk kepentingan lain kecuali untuk melakukan drilling eksplorasi geotermal Seulawah. Kalau pengeboran itu gagal menemukan panas bumi, Pemda Aceh tidak menikmati apa-apa dari hibah tersebut. Tetapi, kalau ternyata berhasil, Pemda Aceh akan memiliki sejumlah saham di usaha geotermal tersebut.

Berdasar kesepakatan seperti itu, Pemda Aceh melakukan lelang geotermal Seulawah. Investor sangat antusias mengikuti lelang itu karena sudah tahu risikonya kecil. Mereka tahu siapa pun yang memenangi lelang tersebut bakal mendapatkan dana USD 7,5 juta untuk melakukan pengeboran eksplorasi plus kewajiban menggandeng Pemda Aceh sebagai pemegang saham. Kalau eksplorasi itu berhasil, barulah investor yang memenangi tender melakukan pengeboran-pengeboran lanjutan untuk mendapatkan uap panas bumi untuk pembangkit listrik.

AKHIRNYA ketemu juga cara terbaik untuk mempercepat proses dimulainya pembangunan "geotermal. Indonesia begitu kaya dengan geotermal yang bisa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close