Gerak Cepat Demi Pengembangan Destinasi Tana Toraja
Yakni berdasarkan aspek cost dan efisiensi (Cost Benefit Analysis). Selain itu Kemenhub juga akan memastikan rencana perpanjangan runway bandara Pongtiku dari 1.300 m menjadi 1.400 m (2017) dan kajian lanjutan perpanjangan menjadi 1.600 m (2018).
Menurut Larasati, World Bank juga akan melakukan pendalaman mengenai sumber pembiayaaan dan mekanisme atau platform penyusunan Integrated Masterplan itu. Tentu dengan menggunakan format yang sama dengan 3 destinasi sebelumnya, Toba, Borobudur dan Lombok.
“Yakni terdiri dari Demand Assessment dan Skema Integrated Plan yang komprehensif dengan mengintegrasikan hasil-hasil kajian KSPN yang pernah dilakukan oleh Kemenpar dan atau sektor lainnya,” kata Laras.
Penyelesaian Integrated Master Plan Toraja itu, lanjut Laras, diharapkan rampung pada bulan Juni 2017. Sedangkan studi pengembangan bandara dapat dilakukan secara paralel.
“Pihak Kemenko Maritim akan berkordinasi dengan Pihak BPPT utk melakukan kajian infrastruktur,” ungkapnya.
Pemda Toraja Utara dan Tana Toraja diharapkan melakukan kampanye kebersihan, pemahaman tentang kesiapan masyarakat bersama tokoh masyarkat/tokoh adat dan tokoh agama. Mereka juga diharapkan memperoleh kepastian soal Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) agar menarik investor di bidang pariwisata.
“Rapat akan lanjutan lagi dalam waktu dekat,” paparnya.
Seperti diketahui, Wapres Jusuf Kalla sudah meninjau dan melakukan rapat pengembangan kepariwisataan di Tana Toraja Minggu, 21 Januari lalu. Wapres sendiri menjalani kunjugan kerja selama empat hari (21-23 Januari 2017) antara lain mengunjungi Pondok Pesantren Nadlatul Ulum di Maros Sulsel, objek wisata Pango-Pango (agro wisata kopi dan landscape pemandangan alam) di Makale Selatan, Kabupaten Tana Toraja, obyek wisata Negeri di Atas Awan, di Kecataman Kapalapitu, Kabupten Toraja Utara, serta peringatan hari jadi Kabupaten Luwuk, Sulsel.