Gerakan Mahasiswa: Instrumen Mewujudkan Indonesia Emas 2045
Penulis oleh: Prima Surbakti, ST Alumni ITBDengan adanya ekosistem digital, memperbaiki efesiensi, efektifitas dan strategic improvement dalam menjalankan usaha organisasi. Selain itu, menjadikan organisasi lebih transparan (meningkatkan kepercayaan terhadap organisasi) dan memberikan manfaat dan benefit secara langsung kepada anggota seperti pelatihan digital, jurnal, catalogue produk, informasi lowongan pekerjaan dan beasiswa, serta ruang diskusi dan hiburan.
Kedua, kultivikasi talenta melalui kepemimpinan, pendidikan, dan kesehatan. Gerakan mahasiswa menjadi kampus pelengkap dari institusi Pendidikan Tinggi.
Gerakan mahasiswa melakukan revolusi mental dan cara berpikir; membangun jiwa yang merdeka, cara pandang dan perilaku yang berorientasi pada kemajuan dan modernisasi, memiliki integritas, membangun kolaborasi dan sinergitas, memiliki etos bekerja keras, bekerja cerdas dan bekerja strategis serta memperkuat wawasan dan gagasan ekonomi politik.
Gerakan mahasiswa menjadi Industri SDM yaitu kumpulan dan rumah talenta untuk mewujudkan Gerakan ekonomi: Infrastruktur digital dapat memperkuat dan memberdayakan talenta (kompetensi dan keterampilan) mahasiswa melalui pelatihan digital yang berkelanjutan.
Pengaruh gaya hidup dan budaya konsumtif (lifestyle), menjadikan gerakan mahasiswa luput dalam mengamati dan menyadari nilai juang dan militansi; memperkuat doktrin, prinsip dan nilai organisasi untuk melawan materialisme dan hedonisme.
Gerakan mahasiswa berperan sebagai corong untuk mendorong kader menduduki kepemimpinan publik; melakukan distribusi kader–kader terbaik yang memiliki kepemimpinan yang energik dan progresif dalam berbagai sturktural Lembaga negara.
Persentase mahasiswa perempuan adalah 57% dari seluruh jumlah mahasiswa. Gerakan Mahasiswa harus mendorong kesetaraan gender dan partisipasi; memberikan akses pendidikan dari berbagai sektor baik ekonomi, social, budaya dan politik, mengembangkan potensi, keahlian dan keterampilan perempuan (kultivikasi talenta) dan mendorong kader perempuan untuk ikut serta dalam kepemimpinan publik atau politik.
Ketiga, gerakan mahasiswa menjadi rumah studentprenuer (industri SDM); membangun orientasi bisnis dengan kekuatan sumber daya manusia; mendorong kolaborasi kader untuk mewujudkan gerakan ekonomi berbasis keilmuan dan kreativitas, menciptakan entrepreneur untuk mengurangi kontribusi pengangguran lulusan sarjana. (*)