Gereja Katolik Australia Terbitkan Pedoman Penanganan Kasus Pelecehan Seksual
Gereja Katolik Australia meluncurkan pedoman baru untuk menangani klaim pelecehan seksual di lingkungan Gereja Katolik. Pedoman ini diklaim akan mempromosikan pendekatan yang lebih penuh kasih terhadap korban.
Meski demikian penyintas kasus pelecehan seksual dan kuasa hukumnya mengatakan pedoman ini tidak tulus karena tidak secara tegas menolak aturan hukum pertahanan Ellis - putusan pengadilan yang menetapkan kalau gereja bukanlah badan hukum yang bisa dituntut.
Tapi pengacara dan juru bicara Aliansi Pengacara Australia, Andrew Morrison SC, mengatakan pedoman ini merupakan langkah mundur bagi para korban.
"Pedoman itu tidak tulus karena tidak menyarankan kalau Gereja Katolik adalah badan hukum. Pedoman itu juga tidak menyarankan bahwa mereka tidak akan mengandalkan pembatasan waktu. Mereka tidak menyarankan bahwa aturan pertahanan Ellis tidak diperlukan lagi," kata Dr Morrison.
Namun demikian menurut Dr Morrison Gereja Katolik Australia dalam prakteknya masih mengandalkan Pertahanan Ellis, seperti dalam kasus dugaan pelecehan seksual terbaru yang melibatkan sejumlah korban dari mantan Uskup Ballarat, Ronald Mulkearns.
"Ketika Uskup mengembalikan pertanggungjawaban mereka kepada gereja, hal itu tidak tampak seperti sebuah organisasi yang sangat profesional atau jelas, "kata Dr Morrison.
"Kebijakan dan pedoman yang diatur didalamnya sangat jelas bahwa semua otoritas gereja akan mengidentifikasi entitas yang tepat untuk dituntut dan entitas yang akan didukung oleh asuransi dan atau aset," kata Sullivan.
"Tidak ada satu badan hukum yang disebut Gereja Katolik. Karena gereja Katolik itu terdiri dari 40 keuskupan dan 189 orde agama. Itulah entitas Gereja Katolik. Jadi sangat tergantung pada bagian mana dari entitas Gereja Katolik seseorang itu mengalami pelecehan, oleh siapa dan baru kemudian memberikan bantuan yang relevan dalam mengidentifikasi terdakwa yang tepat. "