Gerindra Ajak Rakyat Menghitung Jumlah Orang Miskin
jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP Partai Gerindra Moh Nizar Zahro mengatakan angka kemiskinan di tanah air merupakan sebuah ironi. Pasalnya pemerintah mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018, mengklaim jumlah orang miskin hanya 25,95 juta jiwa.
Dijelaskan Nizar, salah satu indikator keberhasilan suatu pemerintahan adalah apabila mampu menghadirkan kemakmuran bagi rakyatnya. Kemakmuran terwujud jika angka kemiskinan semakin berkurang. Maka tidak heran jika rezim dimana pun selalu berlomba menekan angka kemiskinan.
"Namun sayangnya, ada yang serius menurunkan jumlah orang miskin, tapi ada pula yang sekadar menurunkan angka kemiskinan. Kedua pola ini sangat berbeda sekali," katanya di Kompleks Parlemen Jakarta, Senin (26/11).
Pola pertama memang bertujuan untuk mengurangi jumlah orang miskin dengan cara menghadirkan program ekonomi kerakyatan. Namun pola kedua hanya sekadar otak-atik angka kemiskinan tanpa menghadirkan pembangunan pro kerakyatan.
Untuk kasus Indonesia, Anggota Fraksi Gerindra DPR ini mengajak publik mengamati polanya secara saksama. Dia pun tidak ingin menjustifikasi, tapi hanya memaparkan fakta-fakta agar masyarakat bisa menyimpulkan kondisi sebenarnya.
Fakta pertama, BPS mengumumkan bahwa per Maret 2018, angka kemiskinan Indonesia turun menjadi 25,95 juta orang atau setara dengan 9,82 persen.
"Pemerintah membanggakan diri sebagai pemecah rekor angka kemiskinan di bawah satu digit," cap Nizar.
Namun perlu digarisbawahi, batas kemiskinan yang dijadikan standar adalah Rp 401.220 per kepala per bulan. Artinya jika ada rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan 2 anak, memiliki total penghasilan Rp 1,6 jutaan per bulan, maka tidak disebut sebagai orang miskin.