Gerindra Bongkar Data Utang Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Juru bicara Fraksi Gerindra DPR RI Soepriyatno membeberkan data utang Indonesia, di ruang sidang paripurna dewan, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/6).
Agenda forum yang dihadiri Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati itu ialah mendengarkan pandangan fraksi-fraksi di DPR, terhadap Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) TA 2021.
Soepriyatno awalnya mengatakan, di tengah situasi yang penuh tekanan, target kinerja ekonomi makro nasional pada 2021 akan sangat ditentukan oleh perkembangan perekonomian pada kwartal ketiga dan keempat tahun 2020.
Faktor penentunya menurut Soepriyatno, tentu saja kemampuan pemerintah dalam merespons kondisi pandemi COVID-19, dengan paket kebijakan yang fokus pada penanganan pengendalian dan pencegahan.
"Strategi kebijakan tersebut juga harus mampu mengintegrasikan aspek kesehatan, pemulihan ekonomi nasional, kebutuhan pangan dan bantuan sosial, untuk menjaga agar perputaran ekonomi tetap ada," ucap legislator asal Jawa Timur itu.
Dia menyebutkan, defisit APBN tahun 2020 yang terus melebar ke level 6,34 persen, setara Rp 1.039,2 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB).
Pelebaran defisit tersebut diikuti dengan bertambahnya pembiayaan utang bruto pemerintah, sebesar Rp 1.646,9 trilliun.
Sementara itu, Bank Indonesia mencatat utang luar negeri Indonesia hingga kuartal I tahun 2020 (akhir Maret 2020) mencapai USD 389,3 miliar atau Rp 5.796 triliun (asumsi kurs Rp 14.890 per dollar AS).