Gerindra Ogah Buru-buru Deklarasi Prabowo sebagai Capres
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih belum mendeklarasikan diri sebagai calon presiden (capres) 2019. Hal ini dikarenakan kondisi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019 berbeda.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, pada 2014 itu jarak dari Pemilihan Legislatif (Pileg) ke Pilpres cuma dua bulan. Ketika Pileg selesai April 2014, baru dilanjutkan Pilpres 5 Juli 2014. Sedangkan Pilpres 2019 ini jarak dari pendaftaran dan pencoblosannya cukup jauh. Pendaftaran capres baru dimulai Agustus 2018. Sedangkan Pileg dan Pilpres digelar 17 April 2019.
“Jadi sebenarnya tidak ada alasan yang dikejar karena pertama untuk pencapresannya sendiri awal Agustus 2018, kemudian jarak waktu dari Agustus 2018 ke 17 April 2019 itu kan cukup lama. Jadi tidak masalah," kata Fadli di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (19/3).
Fadli memastikan paling lambat April 2018 Partai Gerindra akan mendeklarasikan Prabowo sebagai capres. Dia yakin pasti Prabowo akan menerima jika nanti Partai Gerindra menginginkan dan mendeklarasikannya sebagai capres 2019. “Secara internal ya firmed, tidak ada masalah," tegasnya.
Bagaimana calon wakil presiden (cawapres)? Fadli berujar, tentu nanti akan dibicarakan dengan calon mitra koalisi.
“Kami duduk bersama dengan calon mitra koalisi tentang siapa yg akan menjadi cawapresnya," ujar Fadli.
Dia berharap dengan duduk bersama itu bisa diperoleh kombinasi capres dan cawapres yang kuluh, yang kuat untuk menang. "Baik dari sisi elektabilitas maupun dari kapasitas kemampuan yang lain serta integritas, meskipun kami tahu rata-rata orang itu sudah teruji," katanya.
Fadli mengatakan Partai Gerindra terus berkomunikasi dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dalam waktu dekat, mereka akan kembali menggelar pertemuan.