Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Gerindra Tuding Pemerintah Tutupi Kondisi Ekonomi Sebenarnya

Jumat, 07 September 2018 – 06:32 WIB
Gerindra Tuding Pemerintah Tutupi Kondisi Ekonomi Sebenarnya - JPNN.COM
Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Gerindra Heri Gunawan. Foto: Biro Pemberitaan DPR

jpnn.com, JAKARTA - Alasan pemerintah bahwa pelemahan rupiah lebih dipicu masalah ekternal dimentahkan Anggota Komisi XI DPR Heri Gunawan. Dia dengan terpaksa menyatakan ambruknya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) justru karena fundamental ekonomi kita yang tidak kuat.

Dikatakan Heri, ada sederet faktor eksternal yang pernah dijadikan kambing hitam oleh pemerintahan Joko Widodo sebagai penyebab melemahnya rupiah. Dan itu selalu berubah ubah.

Ketika rupiah melemah dari 12.000 ke 13.000 per dollar AS, dibilang karena the fed. Begitu dari 13.000 ke 13.500, karena geopolitik.

Saat rupiah 13.500 ke 14.000 lantaran perang dagang China - AS. Kemudian begitu melemah dari 14.000 ke 14.500, karena Turki. Terakhir adalah pelemahan dari 14.500 ke 15.000 karena Argentina.

Heri pun tidak membantah bahwa Indonesia sebagai emerging market pasti kena imbas situasi global, tapi tidak separah ini.

"Kembali lagi kepada fundamental ekonomi kita, kalau kuat, rasanya hal ini tidak perlu kita khawatirkan seperti ini. Tetapi sayangnya fundamental kita ini belum kuat dan ini terkesan mohon maaf, sering ditutup-tutupi," kata Heri saat diskusi bertajuk 'Pelemahan Rupiah: Dampak dan Solusinya” di Pressroom DPR, Kamis (6/9).

Politikus Gerinda ini pun menyodorkan alasan menyatakan demikian. Contohnya ketika Presiden Jokowi menyampaikan nota keuangan 2019, dikatakan terjadi defisit sampai 3 persen.

Apa yang terjadi? Nota Keuangan yang disampaikan dengan nilai anggaran sekitar Rp 2.400 triliun, bukannya membuat mata uang rupiah membaik malah terus menurun.

Politikus Gerindra Heri Gunawan menuding pemerintah mencari kambing hitam dan menutupi kondisi perekonomian sebenarnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News