Geser Ical di Setgab Blunder
Rabu, 16 Maret 2011 – 08:40 WIB
Menurut dia, manuver Saan Mustofa menuntut Ical supaya mundur dari ketua harian Setgab koalisi menunjukkan politisi yang kurang cerdas. Dia sengaja mau memancing di air keruh sehingga membuat SBY gerah. Karena kecerobohannya memimpin partai, hasilnya boro-boro Demokrat mendapat penghargaan sebagai partai penguasa yang memiliki kursi terbesar di parlemen, tetapi justru kehilangan muka karena langkahnya membuat SBY terpojok. Partai koalisi yang menjadi partner SBY diserang terus supaya marah lalu meninggalkannya.
''Langkah anak buah Anas sungguh blunder. Itu terjadi karena mereka tokoh politik 'kagetan'. Mereka hanya pandai merasa hebat dan berkuasa tanpa bisa membaca peta dan kalkulasi politik secara matang. Ini bertolak belakang dengan SBY yang mampu membaca dan berhitung secara politik,'' katanya.
Bambang menyarankan, agar Partai Demokrat tidak kehilangan muka untuk kesekian kalinya, sebaiknya Anas Urbaningrum segera memerintahkan anak buahnya untuk tutup mulut dan duduk manis saja. ''Jangan merasa paling berkuasa, karena sesungguhnya mereka bukan apa-apa. Di politik, mereka belum matang sehingga tidak aneh dan kaget jika semua keputusan ada pada Pak SBY,'' pungkasnya. (dms)