Gibran Banggakan Food Estate, Jubir AMIN: Menutupi Kegagalan Rezim Jokowi
jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), Hasreiza atau biasa dikenal Reiza Patters, menilai pujian calon wakil presiden nomor urut 02, Gibran Rakabuming Raka, untuk food estate dengan menyebutnya sebagai proyek sukses adalah cara untuk menutupi kegagalan Pemerintahan Joko Widodo.
Lebih lanjut, Reiza menjelaskan bahwa food sstate hanya untuk menutupi kegagalan Pemerintahan Jokowi dalam memberdayakan petani Indonesia dan mengurangi impor pangan dari luar negeri, yang notabene merupakan janjinya dalam dua kali pemilihan presiden sebelumnya.
"Food estate itu hanya untuk menutupi kegagalan rezim ini dalam mewujudkan janjinya pada rakyat Indonesia untuk mengurangi Impor pangan dari luar negeri," katanya, Senin (22/1).
Reiza menjelaskan bahwa food estate yang dijadikan contoh keberhasilan oleh Gibran di Gunung Mas Kalimantan Tengah justru merupakan contoh nyata kegagalan proyek ini.
Mulai dari perencanaan dan pelaksanaannya, hingga menjadi monumen fisik soal perusakan lingkungan atas nama pembangunan nasional.
Dirinya lantas menyebut kebijakan yang diambil Pemerintahan Jokowi justru bertolak belakang dengan persoalan yang mereka gembor-gemborkan untuk memuluskan proyek food estate. Mereka malah menihilkan peran petani Indonesia yang perlu didukung penuh, dan memilih mengalokasikan anggaran besar hanya untuk membangun kota baru IKN yang tidak ada urgensinya untuk ketahanan pangan.
"Bayangkan saja, Kementerian Pertahanan bersama dengan mitra pelaksananya mematok lahan warga seenaknya dan lahan-lahan yang selama ini justru menjadi bagian dari ekosistem lingkungan yang sehat. Pembabatan hutan di sana membabibuta, sehingga merusak hutan penahan air yang menyebabkan banjir seringkali datang menjadi bencana untuk warga," ujar Reiza.
"Krisis pangan di Indonesia hampir tidak ada karena defisit produksi pangan kita selalu ditutupi dengan impor. Bukannya memberdayakan petani, justru mendorong pertanian berbasis korporasi dengan food estate yang diduga hanya menguntungkan korporasi kroni mereka sendiri," imbuhnya.