Gibran Membangun Kebudayaan Berkelanjutan Melalui Promosi dan Kolaborasi
Oleh: Herpin DeladinTerakhir, kebudayaan memberikan fondasi bagi perkembangan intelektual dan emosional. Pendidikan dalam konteks budaya mengajarkan nilai-nilai, etika, dan kebijaksanaan yang membentuk karakter individu.
Eksplorasi dan pemahaman terhadap seni dan sastra merangsang kreativitas, memberikan dimensi emosional yang mendalam pada kehidupan.
Menurut Ward Goodenough (1994), seorang tokoh antropologi aliran kognitif, kebudayaan mencakup pengetahuan atau keyakinan yang harus dimiliki seseorang agar ia dapat berperilaku sesuai dengan norma yang dapat diterima oleh anggota masyarakat.
Budaya, sebagai organisasi dari hal-hal dalam pikiran manusia, membentuk model-model untuk menerima, menghubungkan, dan menafsirkan fenomena material.
Dalam konteks ini, Wali Kota Solo Gibran menunjukkan komitmen dalam meningkatkan kreativitas masyarakatnya untuk menjadikan Solo sebagai pusat kebudayaan yang adaptif.
Dengan keterbatasan sumber daya alam, Gibran berupaya membangun fondasi yang kuat agar Solo tidak hanya menjadi pusat kegiatan budaya sebagai upaya meningkatkan citra, tetapi juga menciptakan lingkungan yang kaya akan keberagaman dan kreativitas.
Transformasi yang diusung oleh Gibran tidak hanya terfokus pada infrastruktur fisik, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam membangun identitas budaya yang kuat.
Strategi promosi budaya melalui acara dan festival seni menjadi salah satu langkahnya untuk menjadikan Solo sebagai daya tarik utama.